BNPB Soroti Kebakaran TPA di Pulau Jawa Semakin Meningkat
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyoroti kejadian kebakaran tempat pembuangan akhir (TPA) di wilayah Pulau Jawa semakin meningkat.
“Perlu menjadi perhatian kita frekuensi laporan kebakaran di tempat sampah, di tempat pembuangan sampah berarti di Jawa itu cukup signifikan,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam Disaster Briefing, Senin (25/9/2023).
Diketahui, dalam beberapa waktu terakhir terjadi kebakaran di TPA Putri Cempo Solo, di TPA Jatibarang Semarang, juga di TPA Sarimukti Bandung Barat.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg.okezone.com%2Fokz%2F300%2Fcontent%2F2023%2F09%2F19%2F512%2F2885871%2Fdalam-3-minggu-5-tpa-di-jawa-tengah-alami-kebakaran-CllU0Jhaw8.jpg)
“Kita tahu kemarin di Solo sudah mulai terkendali, kemudian ada di Jatibarang Semarang, di Sarimukti belum sepenuhnya kita kendalikan, dan ada beberapa TPA-TPA kecil dan juga terbakar,” ungkap Aam sapaan akrab Abdul Muhari.
Lebih lanjut, Aam mengatakan bahwa kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah khususnya Sumatra dan Kalimantan sudah mulai terkendali.
“Secara umum kalau untuk karhutla di Sumatra itu relatif lebih terkendali karena ada hujan, kemudian yang minggu lalu jadi atensi Kepala BNPB Kalbar dan Kalsel karena masih kering,” bebernya.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg.okezone.com%2Fokz%2F300%2Fcontent%2F2023%2F09%2F16%2F512%2F2884166%2Fgunung-sampah-tpa-putri-cempo-di-solo-terbakar-ini-dugaan-penyebabnya-cZJO4q89kC.jpg)
Follow Berita Okezone di Google News
Sementara itu, Aam melaporkan bahwa kejadian bencana karhutla sejak awal tahun hingga September 2023 jumlahnya lebih sering jika dibandingan dengan kejadian bencana tanah longsor.
“Kita lihat jadi sejak awal tahun sampai 26 September, kita sudah hampir tembus 3.000 kejadian bencana,” tuturnya.
“Nah, yang mungkin membedakan antara proporsi statistik dari kejadian bencana tahun ini dan tahun lalu, kalau tahun lalu banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor itu mendominasi 3 kejadian dengan frekuensi yang paling tinggi, tapi sekarang karhutla sudah lebih sering terjadi dibandingkan dengan tanah longsor,” katanya.
“Jadi ada hidrometeorologi kering khususnya karhutla ini sudah lebih dominan dari salah satu kejadian bencana hidrometeorologi basah, artinya memang perbandingan kondisi iklim dan cuaca kita mulai berimbang antara musim hujan dan panas,” pungkas Aam.
Follow Berita Okezone di Google News
(wal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar