Cangkok Ginjal Babi Berhasil Berfungsi Dua Bulan dalam Tubuh Manusia
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fawsimages.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2023%2F08%2F21%2Fcangkok-ginjal-babi-ke-manusia_169.jpeg%3Fw%3D600%26q%3D90)
Belum lama ini, ahli bedah NYU Langone Health telah melakukan transplantasi ginjal babi yang direkayasa secara genetik pada jenazah mati otak.
Ginjal babi yang ditransplantasikan tersebut berhasil 'hidup' dalam jenazah mati otak dengan jantung yang berdetak dengan dukungan ventilator. Penelitian tersebut akhirnya mencetak rekor saat selama dua bulan ginjal babi berhasil bekerja di jenazah mati otak.
Setelah eksperimen tersebut berakhir, jenazah Maurice Miller yang sebelumnya didonasikan, dikembalikan kepada keluarganya untuk dikremasi. Penelitian tersebut menandai keberhasilan ginjal babi hasil rekayasa genetika paling lama berfungsi di tubuh manusia, meskipun pada jenazah.
Hasil penelitian tersebut rencananya akan dibagikan pada Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dengan harapan percobaan pada manusia yang masih hidup bisa segera dilakukan.
"Ini adalah kombinasi kegembiraan dan kelegaan. Dua bulan adalah waktu yang lama untuk memiliki ginjal babi dalam kondisi sebaik ini. Ini memberikan kepercayaan diri yang besar untuk penelitian selanjutnya," ucap ahli bedah Robert Montgomery sebagai pemimpin eksperimen dikutip dari APNews, Jumat (15/9/2023).
Montgomery mengatakan, penelitian transplantasi organ hewan ke manusia dapat mengatasi masalah keterbatasan donor organ manusia dan bisa menyelamatkan banyak nyawa.
Berbagai upaya transplantasi organ hewan ke manusia atau xenotransplantasi telah gagal selama beberapa dekade. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh manusia langsung menghancurkan jaringan hewan yang asing. Dalam penelitian ini, ginjal babi dimodifikasi secara genetik sehingga organnya lebih mirip manusia.
Beberapa eksperimen singkat pada tubuh orang mati dapat menghindari serangan kekebalan langsung, namun tidak dapat menjelaskan bentuk penolakan yang dapat memakan waktu hingga satu bulan untuk terbentuk.
FDA memberikan daftar pertanyaan untuk Montgomery terkait bagaimana organ babi dapat menjalankan tugasnya bila dibandingkan dengan organ manusia. Montgomery harus bertaruh menyambungkan tubuh Miller dengan ventilator selama dua bulan untuk melihat kerja ginjal babi tersebut.
Penelitian dimulai pada 14 Juli, ahli bedah mengganti ginjal jenazah Miller yang meninggal karena kanker dan mati otak dengan ginjal babi dan timus babi atau kelenjar yang melatih sel-sel kekebalan.
Setelah sebulan, muncul tanda penurunan produksi urine yang menandakan fase penolakan dimulai. Namun, kinerja ginjal kembali membaik usai standar obat penekan kekebalan pasien diubah.
Peneliti menilai bahwa ginjal babi tersebut bekerja seperti ginjal yang normal. Mereka tidak melihat adanya perbedaan dalam reaksi ginjal babi terhadap hormon manusia, mengeluarkan antibiotik, atau mengalami efek samping terkait obat.
Penelitian pada jenazah tidak dapat memprediksi bahwa organ dapat bekerja normal pada orang yang masih hidup. Namun, penelitian ini dinilai dapat memberikan informasi berharga terkait xenotransplantasi di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar