Dampak El Nino, Petani Padi di Lampung Selatan Terpaksa Panen Dini
Lampung Selatan, Beritasatu.com - Dampak dari fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan telah mendorong petani padi di Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, untuk melakukan panen tanaman padi mereka pada usia yang lebih dini dari biasanya. Keputusan ini diambil para petani sebagai upaya untuk menghindari kerugian yang lebih besar akibat kondisi cuaca yang ekstrem.
Para petani di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, terpaksa melakukan panen lebih awal pada tanaman padi mereka. Penyebabnya adalah musim kemarau yang berkepanjangan, berlangsung selama dua bulan terakhir, yang membuat bulir padi menjadi gabuk atau tidak mengandung biji.
Panen lebih awal menjadi satu-satunya solusi bagi para petani untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Mereka melakukan panen dengan tanaman padi berusia antara 70 hingga 80 hari. Akibat kondisi tanaman yang tidak normal akibat kekeringan, hasil panen mengalami penurunan hingga mencapai 50%.
Tidak hanya bulir padi yang menjadi gabuk, dampak El Nino dan kekeringan juga membuat pertumbuhan tanaman padi menjadi tidak normal. Para petani sangat khawatir jika mereka menunggu sampai tanaman mencapai usia 100 hari, kondisi tanaman akan semakin buruk, dan ini akan berpotensi menimbulkan kerugian yang lebih besar.
BACA JUGA
Salah satu petani, Sardi (50 tahun), mengungkapkan, Senin (18/9/2023), bahwa mereka terpaksa melakukan panen lebih awal karena sebagian besar tanaman padi sudah layu, sehingga bulir padi tidak berisi. Akibat musim kemarau yang panjang, hasil panen padi tahun ini turun hingga lebih dari 50 persen dari rata-rata normal sekitar 7 ton per hektar menjadi hanya sekitar 3 hingga 4 ton.
Sardi menjelaskan bahwa air adalah faktor utama yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman padi, dan kekurangan pasokan air karena musim kemarau panjang menyebabkan tanaman padi tidak tumbuh dengan normal dan bulirnya tidak berisi.
Para petani saat ini menghadapi kesulitan karena bukanlah musim tanam yang tepat, namun mereka terpaksa menanam padi sebelumnya ketika pasokan air masih cukup. Namun, musim kemarau yang berkepanjangan telah mengakibatkan kekeringan.
Hasil panen dini ini juga berdampak pada harga gabah yang lebih rendah. Pengepul cenderung enggan membeli dengan harga standar karena padi yang dipanen lebih awal tidak dapat diolah menjadi beras berkualitas tinggi.
Para petani tidak memiliki pilihan lain selain melakukan panen lebih awal sebagai solusi terakhir untuk menghindari kerugian yang lebih besar akibat kondisi cuaca yang tidak bersahabat.
Komentar
Posting Komentar