Di Forum ASEAN Indo Pacific, PLN Jabarkan Green Enabling Supergrid hingga PLTS Terapung Cirata - Liputan 6
Di Forum ASEAN Indo Pacific, PLN Jabarkan Green Enabling Supergrid hingga PLTS Terapung Cirata
Advertisement
Liputan6.com, Jakarta Dalam forum ASEAN Indo Pacific (AIPF) sebagai flagship dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN, PT PLN (Persero) menegaskan komitmen aksi mencapai Net Zero Emission tahun 2060, akselerasi pengembangan energi terbarukan, hingga proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Terapung Cirata.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa ada tiga fokus utama PLN dalam forum AIPF yaitu mendorong kerja sama antara negara maupun private sector untuk mewujudkan misi ASEAN dalam interkoneksi sistem kelistrikan. Selanjutnya, saat ini PLN sedang berupaya membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations.
Advertisement
“Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," ungkap Darmawan.
Terkait ASEAN Power Grid, PLN telah mencapai kesepakatan terkait ASEAN Power Grid dengan dua perusahaan listrik asal Malaysia. Sabah Electricity Sdn Bhd untuk mengembangkan interkoneksi Kalimantan-Sabah dan Tenaga Nasional Berhad untuk mengembangkan interkoneksi Sumatera-Semenanjung Malaysia. Kerja sama tersebut dituangkan melalui penandatanganan MoU pada acara ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) ke-41 dan ASEAN Energy Business Forum (AEBF) di Bali 25 Agustus lalu.
“Kami yakin, mimpi besar ASEAN Power Grid ini dapat membawa kesejahteraan bagi negara-negara Asia Tenggara. Impian ini tentunya dapat dicapai
Di sisi lain, PLN turut mendukung upaya pemerintah sebagai perintis dalam peralihan energi di wilayah komunitas negara-negara Asia-Pasifik. Contoh nyata dari keseriusan ini adalah dengan terealisasinya pembangunan PLTS Terapung Cirata untuk mengembangkan sumber energi yang lebih bersahabat dengan lingkungan.
Pembangunan PLTS Terapung Cirata
Darmawan menjelaskan bahwa saat ini PLN sedang dalam tahap akhir pembangunan PLTS Terapung Cirata dengan kapasitas 192 MWp. Pembangunan ini merupakan hasil kolaborasi antara PLN dan perusahaan energi Masdar dari Uni Emirat Arab.
"Ini juga menjadi bukti bahwa PLN mampu menghadirkan skema kerja sama investasi yang menarik sehingga mampu mendorong minat investor untuk mengembangkan proyek EBT di wilayah lain,” jelas Darmawan.
Lebih detail, Proyek PLTS yang menempati lahan seluas 200 hektar ini hampir selesai dan diharapkan akan menghasilkan energi sebesar 245 juta kWh per tahun. Hal ini diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik sekitar 50.000 rumah tangga.
Advertisement
Visi ASEAN Sebagai Epicentrum of Growth
Dalam sambutan saat membuka forum ASEAN-Indo-Pacific (AIPF), Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, mengatakan bahwa pasar potensial dengan peluang investasi yang menjanjikan ada di ASEAN. Meskipun demikian, kawasan ini rentan terhadap tantangan dan potensi konflik. Oleh karena itu, dalam mewujudkan visi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan (Epicentrum of Growth), pemerintah Indonesia melalui AIPF berkomitmen untuk memperkuat kerja sama yang lebih luas. Tentunya hal ini akan memberikan manfaat dengan negara-negara yang ada di wilayah Indo-Pasifik.
"AIPF punya agenda utama membangun infrastruktur hijau dan rantai pasok yang resilience lewat hilirisasi industri. Pembangunan ekosistem kendaraan listrik adalah contoh konkret pembangunan rantai pasok kawasan," ungkap Presiden Jokowi.
Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, AIPF merupakan bagian dari upaya pemerintah Indonesia untuk mengembangkan kerja sama di tingkat regional Asia-Pasifik yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Erick menyampaikan pemerintah ingin mendorong kolaborasi yang inklusif dan konkret antar lembaga publik, swasta dan BUMN. Pembahasan difokuskan pada tiga bidang, yaitu infrastruktur hijau dan rantai pasokan yang andal, transformasi digital dan ekonomi kreatif, serta pembiayaan inovatif dan berkelanjutan.
"Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara aktif menjalin kerja sama dengan mitra global. Termasuk membentuk aliansi strategis untuk membangun rantai pasok baterai kendaraan listrik, memperluas interkonektivitas lintas negara, serta berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur regional," jelas Erick.
(*)
Komentar
Posting Komentar