Harga Beras di Lampung Meroket, Bulog Distribusikan 2.000 Ton Beras
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F2023%2F09%2F1693928244-1920x1080.webp)
Bandar Lampung, Beritasatu.com - Harga beras di Lampung terus mengalami peningkatan. Perum Bulog Lampung mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi lonjakan harga tersebut dengan menambah pasokan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
Musim kemarau yang berkepanjangan akibat dampak El Nino telah menyebabkan kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia, yang berdampak pada harga beras yang terus meningkat.
Harga beras di Lampung juga mengalami kenaikan yang signifikan dalam tiga bulan terakhir. Saat ini, harga beras kualitas medium di Lampung mencapai Rp 12.000 per kilogram, sementara untuk beras kualitas premium mencapai Rp 14.000.
Kekeringan yang melanda beberapa wilayah di Lampung juga mengancam gagal panennya ratusan hektar tanaman padi, yang diperkirakan akan terus mendukung kenaikan harga beras.
BACA JUGA
Untuk mengantisipasi lonjakan harga, Perum Bulog Lampung telah meningkatkan distribusi beras SPHP ke berbagai daerah di provinsi tersebut. Nurman Susilo, Pelaksana Tugas (Plt) Pimpinan Perum Bulog Kanwil Lampung, mengatakan bahwa total beras SPHP yang didistribusikan dari Januari 2023 hingga September mencapai lebih dari 19.000 ton.
"Kita antisipasi dengan memperkuat stok, itu kita gelontorkan untuk menjaga harga tidak terlalu naik," kata Nurman Susilo di Gudang Bulog, Bandar Lampung, Selasa (5/9/2023).
Bulog Lampung berencana menambah distribusi beras sekitar 2.200 ton ke berbagai daerah di Lampung pada bulan September. Namun, jumlahnya masih akan bergantung pada permintaan pasar.
Nurman Susilo menjelaskan bahwa meskipun Bulog telah mengalirkan stok beras ke 79 pasar dan 244 toko beras di Lampung, harga beras tetap naik selama periode kekeringan.
Menurutnya, faktor kenaikan harga beras terkait erat dengan produksi yang terpengaruh oleh kemarau. Kekurangan pasokan air mengakibatkan produksi padi menurun.
"Karena air berkurang, berarti produksi juga berkurang. Harga gabah saja sekarang sudah mencapai Rp 6.500 hingga Rp 6.600. Ini berarti harga beras sudah mencapai angka Rp 13.000," ujar Nurman Susilo.
Ia menambahkan bahwa kenaikan harga beras pada dasarnya adalah akibat dari hukum penawaran dan permintaan di ekonomi. Jika permintaan meningkat dan pasokan berkurang, harga akan naik.
Meskipun kemungkinan harga beras di Lampung masih akan terus meningkat, Bulog Lampung akan berupaya untuk menjaga agar kenaikan harga tidak terlalu signifikan. Salah satu tindakan yang mereka terapkan adalah dengan memberikan bantuan sosial berupa beras kepada masyarakat dan terus memasok beras SPHP ke pasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar