Indonesia Bidik Potensi Proyek Kerja Sama ASEAN Rp 756 Triliun
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F2023%2F09%2F1693962690-4624x2604.webp)
Jakarta, Beritasatu.com - Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani mengatakan Indonesia membidik potensi proyek kerja sama antar-negara ASEAN senilai US$ 50 miliar (Rp 765 triliun).
Rosan menuturkan, pada rangkaian KTT ASEAN ke-43 di Jakarta pada Rabu (6/9/2023) akan digelar business matching yang dihadiri 129 perusahaan di Asia Tenggara. "Di acara itu lah, diperkirakan akan terjadi kerja sama puluhan proyek senilai US$ 50 miliar," kata Rosan di Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Dia mengatakan dari business matching itu, pemerintah memperkirakan terjadi potensi kerja sama senilai US$ 50 miliar. "BUMN itu sendiri 35 proyek senilai US$ 22 miliar, Bappenas empat proyek senilai US$ 10 miliar, dan 11 proyek dari lima negara, nilainya US$ 810 juta (sisanya proyek lain)," jelas Rosan.
Sementara 11 proyek diperkirakan akan didapat dari Filipina, Thailand, Myanmar, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Rosan mengatakan pada proyek-proyek BUMN melibatkan sejumlah perusahaan seperrti Mind ID, PT Pelindo, PT Krakatau Steel Tbk, PT Bio Farma, PT PLN, PT Angkasa Pura, PT Pertamina, PT ASDP, dan PT Danareksa.
Rosan menuturkan business matching digelar untuk meningkatkan kerja sama antara perusahaan di ASEAN mengingat kolaborasi antar-perusahaan di ASEAN belum maksimal.
"Bagaimana integrasi tidak hanya di level negara, tetapi di level perusahaan, menjadi lebih baik dalam berkolaborasi. Kami melihat dari segi perdagangan keterlibatan antar-negara ASEAN sudah cukup baik, tetapi dari segi investasi dan kolaborasi itu perlu ditingkatkan lagi," ungkap dia.
Dia berharap kerja sama antara perusahaan ASEAN akan berlanjut. "Awalnya kita lakukan sesuai diskusi dengan negara-negara ASEAN lainnya, sesudah itu diharapkan dibentuk task force bersama untuk implementasi proyek-proyek ini," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar