Jokowi Minta Jepang Tingkatkan Kontribusi Investasi Infrastruktur ASEAN
Jakarta, Beritasatu.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya investasi infrastruktur senilai US$ 184 miliar (sekitar Rp 2.818 triliun) per tahun di kawasan ASEAN dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada KTT ke-26 ASEAN-Japan.
"ASEAN berharap Jepang dapat terus meningkatkan kontribusinya pada ASEAN Infrastructure Fund dan ASEAN Catalytic Green Finance Facility untuk mendukung konektivitas dan infrastruktur hijau," kata Presiden Jokowi di Cendrawasih Room 3, Jakarta Convention Center (JCC), pada Rabu (6/9/2023).
Jokowi menekankan pentingnya kemitraan komprehensif strategis antara ASEAN dan Jepang yang harus berwujud dalam tindakan nyata yang memberi manfaat bagi semua pihak.
Jepang, yang telah menjadi mitra aktif ASEAN dan pendukung utama ASEAN Outlook Indo-Pacific (AOIP), diharapkan dapat memainkan peran sentral dalam mewujudkan kerja sama yang konkret dan bermanfaat langsung bagi warga negara di kawasan tersebut.
"Sekarang adalah waktu bagi kita untuk menjaga kawasan kita sebagai kawasan damai, stabil, dan sejahtera," tegas Presiden Jokowi.
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyatakan dukungan kuatnya terhadap ASEAN dan AOIP. Kishida juga setuju dengan prinsip-prinsip AOIP yang mencakup keterbukaan, transparansi, inklusivitas, dan aturan dasar.
"Saya berharap kita berdua dapat terus bekerja sama sehingga banyak negara lain dapat mengisi kekosongan dalam hal ini," kata Fumio Kishida.
Jepang baru-baru ini mengumumkan kontribusi tambahan senilai US$ 100 juta kepada dana integrasi Jepang-ASEAN dan telah mengumumkan inisiatif konektivitas komprehensif Jepang-ASEAN.
"Kami akan bersama-sama mendukung transisi energi di bawah komunitas Asia Zero Emission dan upaya lainnya untuk mengatasi masalah lingkungan," tambah Fumio Kishida.
Selain itu, Jepang juga berkomitmen untuk mendukung inisiatif strategis iklim dan lingkungan di ASEAN serta berpartisipasi dalam pembentukan pusat ekonomi berkelanjutan inovasi digital dan pusat darurat kesehatan masyarakat di ASEAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar