Kepala Menteri soal Heboh India Mau Ganti Nama Bharat: Apa yang Baru?
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fvisual%2F2022%2F01%2F26%2Fmeriah-parade-hari-republik-india-7_169.jpeg%3Fw%3D400%26q%3D90)
Kepala Menteri Negara Bagian Bengal Barat, Mamata Banerjee, mempertanyakan usai ribut-ribut sejumlah pejabat India ingin mengganti nama negara itu jadi Bharat.
Banerjee heran sendiri mengapa sekarang tiba-tiba India ingin jadi Bharat padahal kedua nama ini sama saja.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2023%2F09%2F06%2Fasean-china-summit-ke-26-pada-ktt-asean-2023-1_169.jpeg)
"Saya dengar nama India sedang diubah. Undangan G20 yang ditujukan atas nama presiden terhormat terdapat tulisan Bharat di dalamnya," kata Banerjee, seperti dikutip NDTV, Selasa (5/9).
Ia kemudian berujar, "Dalam bahasa Inggris, kami menyebut India dan Konstitusi India; dalam bahasa Hindi, kami mengucapkan 'Bharat ka Samvidhan'. Kita semua mengatakan 'Bharat', apa yang baru dalam hal ini?"
Negara dengan mayoritas penduduk Hindu ini secara resmi dikenal dengan dua nama, India dan Bharat, sesuai konstitusi India pasal 1.
Dari dua nama itu, India lah yang kerap digunakan di dalam negeri maupun luar negeri.
Dalam kesempatan itu, Banarjee mengatakan tak ada langkah baru yang perlu dilakukan. Dunia mengenal negara itu sebagai India.
"Apa yang terjadi tiba-tiba sehingga nama negara perlu diubah? Sejarah sedang ditulis ulang di negara ini," ungkap dia.
Ribut-ribut nama Bharat sebagai ganti India muncul usai beredar di media sosial gambar yang tampaknya undangan makan malam konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 di India.
Di undangan itu tertera "On the occasion of G20 Summit" dan di bawahnya "President of Bharat."
Tahun ini, India menjadi ketua G20 dan akan menggelar KTT pada 9-10 September di New Delhi.
Sebelum undangan itu viral, ketua organisasi nasionalis Hindu Rashtriya Swayamsevak Bhagwat sekaligus mentor dari partai penguasa Bharatiya Janata (BJP), Mohan Bhagwat, mengatakan negara itu harus memakai nama Bharat.
"Selama ini kita menggunakan India agar orang yang berbicara bahasa Inggris paham. Tapi, kita harus menghentikan ini," kata Bhagwat, dikutip Time.
"Nama negara Bharat akan tetap menjadi Bharat kemana saja Anda pergi."
Jauh sebelum ini yakni pada Juli lalu, partai oposisi mengumumkan aliansi baru, Aliansi Inklusif Pembangunan Nasional, atau India, untuk mengalahkan BJP di pemilihan umum 2024.
Hari-hari setelah itu, sejumlah BJP menyuarakan pergantian nama India jadi Bharat.
Beberapa pemimpin BJP mendukung pendekatan itu. Namun belum ada konfirmasi pemerintah sedang mempertimbangkan perubahan nama secara resmi.
Namun, sejumlah media India melaporkan pemerintah mungkin akan membawa resolusi mengenai pergantian nama itu dalam sidang khusus parlemen September ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar