Korban Tewas Banjir Besar Libia Tembus 11.000 Orang, Regu Penyelamat Cari 10.000 yang Hilang By BeritaSatu

Korban Tewas Banjir Besar Libia Tembus 11.000 Orang, Regu Penyelamat Cari 10.000 yang Hilang

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 11, 2023
Gambar dari Pemerintah Libia memperlihatkan, jalanan di tepi pantai runtuh dihantam banjir besar di Derna, Libia, pada Senin, 11 September 2023.
Gambar dari Pemerintah Libia memperlihatkan, jalanan di tepi pantai runtuh dihantam banjir besar di Derna, Libia, pada Senin, 11 September 2023.


Derna, Beritasatu.com - Pihak berwenang Libia membatasi akses ke Kota Derna yang terendam banjir besar, untuk memberi kesempatan tim pencari menggali lumpur dan melubangi bangunan untuk menemukan 10.000 orang yang hilang. Hingga Jumat (15/9/2023), korban banjir besar Libia telah tembus 11.000 orang.

Pihak berwenang memperingatkan, korban jiwa bisa lebih banyak, terutama yang terbawa arus air bandang saat bendungan jebol.

Di daerah yang paling terkena dampak banjir besar, upaya untuk mencari korban tewas dan mendistribusikan bantuan terhambat oleh kebingungan dan kurangnya sumber daya.

Ada dua pemerintahan Libia yang saling bertentangan, yang telah lama terpecah belah karena perselisihan dan perang.

Banjir besar yang dipicu Badai Daniel membuat dua bendungan jebol akibat tak bisa menampung air pada Senin pagi. Dinding bendungan yang jebol menyebabkan air bandang setinggi tujuh meter mengalir ke lembah yang membelah kota Derna.

Bencana ini telah membawa persatuan yang jarang terjadi di Libia, yang telah terpecah sejak tahun 2014 antara pemerintah di timur dan barat yang didukung oleh berbagai pasukan milisi dan pendukung internasional.

Namun bantuan yang diberikan terhambat oleh kerusakan yang terjadi setelah beberapa jembatan yang menghubungkan Kota Derna hancur, membuat distribusi bantuan tidak merata.

Kelompok-kelompok bantuan meminta pemerintah untuk memfasilitasi akses dan distribusi makanan, air bersih, dan pasokan medis yang sangat dibutuhkan bagi para penyintas. Di kota tersebut, kurangnya pengawasan dari pusat terlihat jelas, di beberapa wilayah kota menerima pasokan dan sumber daya sementara di wilayah lain penduduk dibiarkan menggali di bawah reruntuhan tanpa bantuan.

“Mayat-mayat berserakan di jalan-jalan, terdampar di pantai dan terkubur di bawah reruntuhan bangunan dan puing-puing,” kata Bilal Salouh, manajer forensik regional untuk Afrika di Komite Palang Merah Internasional.

Iha mengatakan, anya dalam dua jam, salah satu rekannya menghitung ada lebih dari 200 mayat di pantai dekat Derna.

Baca Juga

Komentar