Pilihan

Think Tank China Tuding India Sabotase G20 demi Kepentingan Pribadi By CNN Indonesia

 

Think Tank China Tuding India Sabotase G20 demi Kepentingan Pribadi

By CNN Indonesia
cnnindonesia.com
September 9, 2023
Lembaga Think Tank China menuding India ambil kentungan sebagai tuan rumah KTT G20 untuk kepentingan agenda pribadi. (MARK R. CRISTINO/Pool via REUTERS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Institut Hubungan Internasional Kontemporer China (CICIR) menuding India berusaha mengambil keuntungan dari perannya sebagai tuan rumah KTT G20 untuk mempromosikan agendanya sendiri.

Lembaga yang berafiliasi dengan badan mata-mata itu menyebut tindakan India merugikan kepentingan Negeri Tirai Bambu.

Tudingan itu muncul ketika para pemimpin G20 memulai pertemuan puncak tahunan mereka yang berlangsung dua hari, di ibu kota India, New Delhi, tanpa kehadiran Presiden China Xi Jinping.

India juga mengadakan dua pertemuan G20 sebelumnya di wilayah yang disengketakan. Satu di Arunachal Pradesh yang juga diklaim Tiongkok. Satu lagi di Kashmir, yang diperebutkan oleh Pakistan.

Dilansir dari Reuters, Minggu (10/9), lembaga itu menuduh India membawa "kepentingan pribadi" terkait isu geopolitik ke panggung global.

Menurut CICIR, hal itu tidak hanya akan membantu India memenuhi tanggung jawabnya sebagai tuan rumah G20 tetapi juga menciptakan masalah lebih lanjut.

"Selain menyebabkan gejolak diplomatik dan gejolak opini publik, tindakan India menjadi tuan rumah pertemuan di wilayah yang disengketakan juga telah 'mencuri perhatian', menyabotase suasana kerja sama pertemuan G20 dan menghambat pencapaian hasil-hasil substantif." kata lembaga think tank tersebut.

Tudingan itu juga disebut menjadi alasan Xi Jinping tak hadir dalam KTT tersebut. Sementara, pejabat China menolak menjelaskan ketidakhadiran tersebut. Perdana Menteri Li Qiang malah mewakili China.

CICIR juga mengatakan India telah mencoba menggunakan isu restrukturisasi utang untuk menyerang China. India pun dituduh sering bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat dalam mendukung teori "perangkap utang".

Teori itu dilontarkan ketika Beijing menawarkan pinjaman kepada negara-negara miskin untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan seperti pelabuhan atau jalan.

CICIR menilai langkah India dapat menciptakan perbedaan dan perpecahan serta menghambat komunitas internasional dalam mencapai konsensus dan hasil-hasil substantif.

"Dan pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan pada citra internasional dan kepentingan pembangunan global," imbuh lembaga itu.

Di sisi lain, China dan India telah mencari cara untuk meredakan ketegangan militer yang membara di sepanjang perbatasan negara. Namun, New Delhi menggambarkan situasi tersebut sebagai situasi yang rapuh dan berbahaya.

Sejak 2020, New Delhi juga meningkatkan pengawasan terhadap bisnis dan investasi China.

Xi, selama kunjungannya ke provinsi timur laut Heilongjiang, berjanji akan mengambil lebih banyak langkah untuk menghidupkan kembali wilayah timur laut yang lesu.

(mrh/pua)

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek