1.737 Hotspot Terpantau di 9 Provinsi di Sumatera, Sumsel Terbanyak By BeritaSatu

 

1.737 Hotspot Terpantau di 9 Provinsi di Sumatera, Sumsel Terbanyak

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 25, 2023
Kabut menyelimuti wilayah Kubang Raya, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Minggu, 1 Oktober 2023 lalu
Kabut menyelimuti wilayah Kubang Raya, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Minggu, 1 Oktober 2023 lalu

Pekanbaru, Beritasatu.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga saat ini masih belum berakhir. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 1.737 titik panas (hotspot) di 9 provinsi di Sumatera. Hotspot terbanyak berada di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang berjumlah 1.183 titik.

"Di Provinsi Aceh 1 titik, Bengkulu 17, Jambi 109 titik, Lampung 188, Sumatera Barat 34, Kepulauan Riau 1, Bangka Belitung 177 titik, dan Riau 27 titik," kata forecaster on duty BMKG SSK II Pekanbaru, Bibin S, Sabtu (14/10/2023).

Khusus di Riau, 27 titik hotspot itu berada di Kabupaten Rokan Hulu 2 titik Kampar 1, dan Inhu 24 titik.

Sementara, suhu udara dari pagi hingga malam hari di Kota Pekanbaru dan sekitarnya cerah berawan. Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian wilayah Kabuoaten Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kampar, Siak, Bengkalis dan Kota Dumai.

Jarak pandang pada berkisar antara 2 sampai 8 kilometer dengan status udara kabur dan berkabut. Sementara jarak pandang di Kota Pekanbaru hanya 2 kilometer karena kabut,

Sesuai data terkini BMKG Selasa (14/10/2023) pagi, kualitas udara di Kota Pekanbaru tergolong sedang. Hal ini tertera pada grafik yang menyentuh garis biru dengan angka 49,00 mikrogram/m3.

Soal kondisi kualitas udara, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Ramlan menjelaskan, bahwa hal ini masih di bawah ambang batas.

"Kualitas udara sudah cenderung turun sering turun hujan di Kota Pekanbaru dan beberapa wilayah lainnya. Kualitas udara yang tidak sehat ini masih d ibawah ambang batas atau kecil dari 150 mikrogram/m3," jelas Ramlan.

Dia menyarankan agar warga menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah agar terhindar dari segala efek yang diakibatkan oleh polutan.

Cuaca yang berkabut di pagi hari, kata Ramlan, hal itu disebabkan fog/mist karena kelembapan udara yang masih tinggi. Namun hal itu akan hilang seiring dengan menguatnya sinar matahari.

"Memang biasanya agak sedikit berkabut. Hal ini disebabkan kelembapan yang masih tinggi karena cahaya matahari belum maksimal menyinari permukaan. Seiiring menjelang siang, sinar matahari maksimal menyinari permukaan sehingga cuaca kabut)akan terangkat ke udara sehingga jarang pandang mulai jernih," kata Ramlan.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya