Pilihan

45 Ribu Kasus Balita Pneumonia di Jatim, 3 Meninggal - CNN INDONESIA

45 Ribu Kasus Balita Pneumonia di Jatim, 3 Meninggal

Rabu, 25 Okt 2023 07:10 WIB
Selama periode Januari-September 2023, Dinkes Jatim mendata ada lebih dari 45 ribu kasus balita pneumonia di provinsi itu.
Ilustrasi pasien balita. (iStockphoto)
Surabaya, CNN Indonesia --

Dinas Kesehatan Jawa Timur mencatat setidaknya ada 45.041 balita di provinsi itu mengalami infeksi saluran pernapasan bawah akut atau pneumonia hampir sepanjang 2023 ini.

Tiga balita di antaranya meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jatim dr Erwin Astha Triyono mengatakan, jumlah itu dihimpun pada periode Januari hingga September 2023.

"Sampai bulan September 2023 jumlahnya 45.041 balita atau 32,03 persen dari batas estimasi kasus pneumonia sebanyak 140.578 balita. Jumlah kematian di tahun ini ada tiga balita," kata Erwin saat dikonfirmasi Selasa (24/10).

Erwin mengatakan penyakit pneumonia ini umumnya dipengaruhi sejumlah faktor lingkungan sekitar yang dapat menyebabkan penurunan imunitas terhadap bayi.

Faktor lingkungan itu dipengaruhi oleh polusi udara, kepadatan anggota keluarga dalam rumah, kebiasaan merokok di dalam rumah, dan rumah yang kotor.

"Untuk menghindarinya, jauhkan bayi dari penderita batuk, lakukan imunisasi lengkap, berikan ASI eksklusif sampai usia enam bulan, dan berikan makanan cukup gizi dan seimbang," ujarnya.

Kasus pneumonia menurun dibanding 2022

Pada kesempatan itu, Erwin mengatakan meski tercatat 45 ribu kasus, secara statistik angka itu lebih rendah dibandingkan tahun lalu sejauh ini.

"Tahun kemarin [2022] jumlahnya mencapai 92.118 balita dengan kematian 13 balita," katanya.

Mitigasi pneumonia balita tak meluas

Pihak Dinkes Jatim telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyakit pneumonia yang menjangkit balita tidak meluas. Antara lain melakukan pertemuan tatalaksana kasus pneumonia bagi klinisi dan pengelola program ISPA.

Kemudian melakukan validasi data secara online dengan pengelola program pengendalian (P2) ISPA. Membuat umpan balik kasus pneumonia kepada kabupaten/kota secara berkala.

"Lalu melakukan bimbingan teknis dan koordinasi dengan lintas program, promosi kesehatan terkait PHBS dengan seksi kesehatan, dan berkoordinasi dengan Penyehatan Lingkungan terkait rumah sehat," ujar Erwin.

(frd/kid)

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek