AS soal Perang Israel vs Hamas: Warga Sipil Palestina Tak Pantas Mati
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fvisual%2F2022%2F11%2F15%2Fjoe-biden-di-pembukaan-ktt-g20_169.jpeg%3Fw%3D400%26q%3D90)
Amerika Serikat menyayangkan jumlah korban tewas akibat gempuran Israel ke Jalur Gaza Palestina terus meningkat.
Dikutip Associated Press (AP), per Minggu (29/10), jumlah korban tewas akibat gempuran Israel ke Gaza Palestina mencapai 8.005 orang dan melukai lebih dari 20.200 orang lainnya. Sebagian besar korban tewas di Gaza merupakan anak-anak dan perempuan.
Dalam wawancaranya dengan ABC News pada Minggu, Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, menuding kelompok Hamas "berlindung" di balik warga sipil di Gaza.
Namun, hal itu, menurut Sullivan, tidak lantas mengurangi "tanggung jawab Israel berdasarkan hukum kemanusiaan internasional dan hukum perang untuk melakukan segala upaya untuk melindungi populasi warga sipil."
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2023%2F05%2F08%2Fisrael-menghancurkan-sekolah-di-tepi-barat-palestina-2_169.jpeg)
"Ada ribuan warga sipil Palestina yang tewas dalam konflik ini dan ini merupakan sebuah tragedi. Orang-orang tersebut tidak pantas mati. Warga-warga ini berhak menjalani kehidupan yang damai, aman, dan bermartabat," ucap Sullivan kepada ABC's This Week.
Serangan dadakan Hamas termasuk penyanderaan ke wilayah Israel pada 7 Oktober lalu memicu peperangan dengan Israel yang terus meningkat hingga hari ini.
Israel bahkan terus menggempur Gaza di tengah rencananya melancarkan invasi jalur darat ke wilayah Palestina yang dikuasai Hamas tersebut.
Dari pihak Israel, jumlah korban tewas bertambah menjadi 1.400 orang dan sekitar 5.431 orang lainnya terluka. Selain itu, sekitar 200 orang juga masih disandera Hamas.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2023%2F10%2F29%2Faksi-bela-palestina-di-koloseum-roma-2_169.jpeg)
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2018%2F11%2F03%2F4010ab35-7bd4-4f2c-873f-01bf634fc301_169.jpeg)
"Israel mempunyai hak - bahkan kewajiban - untuk mempertahankan diri dari teroris. Israel juga mempunyai tanggung jawab untuk membedakan antara teroris dan warga sipil biasa," kata Sullivan.
Pernyataan Sullivan ini muncul setelah demonstrasi menuntut gencatan senjata di Gaza dan dukungan terhadap Palestina berlangsung di seluruh penjuru Negeri Paman Sam selama akhir pekan.
Dikutip The Guardian, para pedemo bahkan menuntut AS menyetop dukungan politik dan finansial terhadap Israel.
Di New York, ribuan orang menduduki stasiun Grand Central pada jam sibuk sekitar Jumat malam untuk mendukung gencatan senjata di Gaza. Demo ini diorganisir oleh kelompok progresif Jewish Voices for Peace dan IfNotNow.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar