Bara Perang Hamas-Israel, Mungkinkah Meluas di Timur Tengah?
By isa | CNN Indonesia
ANALISIS
Jumat, 13 Okt 2023 08:00 WIB
Tank-tank Israel di Jalur Gaza. (AFP/JACK GUEZ)
Militan di Palestina, Hamas, meluncurkan serangan ke Israel pada akhir pekan lalu. Tak lama setelah ini, milisi di Lebanon, Hizbullah, menyerang pasukan Zionis.
Hingga hari ini, Israel-Hamas serta Israel-Hizbullah masih saling serang.
Kemudian pada Selasa (10/10), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim mereka menerima serangan roket dari wilayah Suriah. IDF lantas membalas serangan ke wilayah Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok bersenjata Irak dan Yaman juga akan menyerang pangkalan Amerika Serikat di dua negara itu jika mereka terlibat di perang Israel-Hamas.
Di tengah serangan berbagai front ini, apakah perang akan meluas?
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Muhammadiyah Riau Fahmi Salsabila mengatakan perang bisa saja meluas.
"Bisa meluas, Hizbullah merupakan proksi Iran, Suriah didukung Rusia. Sekutu Rusia yaitu Chechnya siap bantu Palestina," ujar Fahmi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (12/10).
Di lain pihak Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis juga disebut siap membantu Israel.
AS bahkan telah mengirim bantuan berupa kapal induk USS Gerald R Ford dan ribuan personel ke Laut Mediterania.
Jika Israel tak kunjung menghentikan serangan ke Gaza, kata Fahmi, simpati dunia akan meluas. Lalu negara yang mendukung Palestina juga tak bakal tinggal diam.
Meski skala perang akan lebih besar, tetapi tak akan sebesar perang Arab-Israel pada 1948 atau pada 1967, demikian menurut Fahmi.
"Ini karena negara-negara Arab Teluk sudah ada hubungan diplomatik dengan Israel," ucap dia.
Peneliti dari Institut Negara Teluk Arab, Hussein Ibish, juga punya pandangan serupa.
"Ini bisa dengan mudah jadi tak terkendali. Semuanya sudah bersiap untuk serangkaian serangan yang berujung serangan Israel ke Iran," kata Ibish, dikutip Washington Post.
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Sya'roni Rofii memiliki penilaian lain. Ia menilai perang tak meluas karena AS keburu mencegah dengan mengirim kapal induk dan armadanya ke Laut Mediterania.
Tak hanya kapal induk, AS juga mengerahkan sekitar 5.000 pelaut, satu dek jet tempur, sejumlah kapal penjelajah, dan kapal perusak.
"Saya kira itu dalam rangka mengantisipasi jangan sampai ada keterlibatan aktor lebih banyak, itu yang saya lihat," kata Sya'roni.
Sya'roni juga menduga langkah itu merupakan cara AS mengirim sinyal agar Iran tak ikut campur di perang Israel-Hamas.
Hamas, lanjut dia, tentu bukan lawan yang sepadan bagi AS.
"AS mencegah agar jangan sampai kekuatan besar ikut, Iran, lalu Lebanon secara khusus Hizbullah," ungkap Sya'roni.
Direktur Institut Timur Tengah di SOAS University of London, Lina Khatib, juga menilai Hizbullah hanya akan berperan sedikit dalam konflik ini.
Khatib memandang Hizbullah berisiko kehilangan kekuatan besar politik yang selama ini dihimpun jika mereka terlibat dalam perang untuk menghancurkan Israel.
Lanjut baca ke halaman berikutnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar