Dow Jones Merosot meski ShutdownLayanan Pemerintah AS Berhasil Dicegah
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F1584063849.jpg)
New York, Beritasatu.com - Dow Jones turun pada Senin (2/10/2023) meski Senat yang berisi legislator AS berhasil mencapai kesepakatan jangka pendek mencegah penutupan (shutdown) layanan pemerintah.
Dow Jones yang berisi 30 saham unggulan turun 74,15 poin, atau 0,22%, menjadi 33.433,35, S&P 500 naik tipis 0,01% menjadi ditutup pada 4.288,39. Komposit Nasdaq naik 0,67% menjadi 13,307.77 dan mencatat hari keempat naik berturut-turut.
Indeks Russell 2.000 yang fokus pada perusahaan kecil turun 1,6% pada Senin. Hal ini menandai pertama kalinya indeks berubah menjadi negatif pada tahun 2023. Namun indeks Russell 2.000 sering dianggap sebagai indikator yang lebih baik mengenai kesehatan perekonomian karena foku pada usaha kecil.
Aksi pasar di bursa AS terjadi di tengah kenaikan imbal hasil obligasi. Imbal hasil atau treasury Pemerintah AS tenor 10 tahun
mencapai 4,7%, menandai level tertinggi sejak Oktober 2007.
Discover menjadi saham yang meraih keuntungan terbesar S&P 500 pada Senin, dengan naik hampir 5%. Produsen perangkat medis Insulet bertambah 3,5%, sementara pembuat cip Nvidia naik hampir 3%. Sementara layanan komunikasi bertambah 1,5%, sektor teknologi naik 1,3% lebih tinggim dan kebijakan konsumen bertambah 0,3%.
Senat mengeluarkan resolusi lanjutan hanya beberapa jam sebelum batas waktu tengah malam Sabtu (30/9/2023), yang kemudian ditandatangani Presiden AS Joe Biden menjadi undang-undang. RUU ini membuat pemerintah tetap membuka layanannya hingga pertengahan November, periode panjang yang dapat digunakan anggota parlemen untuk menyelesaikan Undang-Undang Pendanaan.
Menurut analis investasi Charles Schwab, Kevin Gordon, secara historis, pasar tidak peduli terhadap penutupan layanan pemerintahan.
“Kondisi yang kita hadapi dan di sekitar kita jauh lebih penting. Jadi, saat kita memasuki akhir tahun, jika tidak ada perbaikan di bidang-bidang utama perekonomian, seperti perumahan dan manufaktur, menjadi hal lebih penting daripada sekadar penutupan (shutdown) itu sendiri,” kata Gordon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar