Dulu Kuliah PhD Usia 16 Tahun, Kini Pria China Jadi Pengangguran By CNN Indonesia - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Dulu Kuliah PhD Usia 16 Tahun, Kini Pria China Jadi Pengangguran By CNN Indonesia

Share This

 

Dulu Kuliah PhD Usia 16 Tahun, Kini Pria China Jadi Pengangguran

By CNN Indonesia
cnnindonesia.com
Ilustrasi. Seorang pria China kini jadi pengangguran meski telah menyelesaikan studi doktoralnya pada usia belasan tahun. (iStock/Tero Vesalainen)
Jakarta, CNN Indonesia --

Nama Zhang Xinyang jadi perbincangan hangat di antara warganet China. Pria 28 tahun ini memancing obrolan karena masih hidup bergantung pada orang tua meski telah mendapatkan gelar PhD pada usia 19 tahun.

Xinyang dikenal sebagai 'anak ajaib' asal China yang berhasil masuk universitas pada usia 10 tahun. Ia melanjutkan pendidikan pascasarjana pada usia 13 tahun. Tiga tahun berikutnya, Xinyang menjadi mahasiswa PhD di bidang matematika terapan di Beihang University, Beijing.

Namun kini, Xinyang masih bergantung hidup pada orang tuanya, utamanya urusan finansial.

"Mereka berutang ini pada saya," ujar Xinyang, melansir South China Morning Post.

Ucapan itu merupakan bentuk kekecewaan Xinyang pada orang tuanya yang tidak membiarkannya tumbuh selayaknya anak-anak lain seusianya. Sedari kecil, Xinyang 'dituntut' untuk menjadi anak yang cerdas.

Xinyang menyelesaikan studi doktoralnya pada tahun 2019. Ia kemudian menjadi dosen di salah satu universitas di Ningxia Hui. Tapi dua tahun kemudian, ia mengundurkan diri.

Ia kini tak memiliki pekerjaan tetap. Jumlah uang di rekeningnya bahkan hanya beberapa ribu yuan.

Kini ia tinggal di sebuah apartemen sewaan di Shanghai sebagai seorang pekerja lepas. Hingga saat ini, ia masih bergantung secara finansial pada orang tuanya.

Nama Xinyang sendiri sebenarnya telah ramai dibicarakan sejak lama. Ia sempat disebut-sebut sebagai 'mahasiswa termuda' di China karena berhasil masuk universitas pada usia 10 tahun.

Ia kemudian melanjutkan studi pascasarjanaya pada usia 13 tahun. Pada tahun 2011, ia menjadi mahasiswa program doktoral di bidang matematika terapan di Beihang University saat usianya masih menginjak 16 tahun.

Kala itu, Xinyang memicu kontroversi. Ia menuntut orang tuanya untuk membelikannya sebuah flat di Beijing senilai US$275 ribu atau sekitar Rp4,3 milyar.

Xinyang mengancam, jika tak dibelikan flat, maka ia akan melepaskan gelar master dan menolak tawaran kuliah doktoralnya.

Orang tuanya kemudian menyewa sebuah flat di Beijing. Mereka berbohong bahwa flat yang ditinggali Xinyang adalah flat yang dibeli, bukan disewa.

"Membeli apartemen, mendapatkan pekerjaan bagus, dan secara resmi terdaftar sebagai penduduk kota adalah 'sukses'," ujar Xinyang kala itu, dalam sebuah laporan stasiun televisi pemerintah China Central Television (CCTV) pada 2011 lalu.

Namun, pandangan Xinyang akan kesuksesan berubah saat ia menyelesaikan studi doktoralnya. Kini, ia berpikir bahwa diam tak melakukan apa pun sebagai kunci kebahagiaan.

"Duduk dan tidak melakukan apa pun adalah kunci menuju kebahagiaan seumur hidup," kata Xinyang.

Perubahan pandangan hidup Xinyang dan ketergantungannya pada orang tua memicu obrolan di media sosial. Beberapa mendukung, tapi ada juga yang tak mendukung.

"Dia adalah talenta yang bagus. Orang tuanya terobsesi untuk memupuk anak ajaib dan akhirnya dia mengkompensasi hilangnya proses pertumbuhannya dengan cara lain," ujar salah seorang warganet China di platform Weibo.

Beberapa orang lain menyesali kondisi Xinyang saat ini. Mereka menggambarkannya sebagai 'kejatuhan keajaiban'.

"Dia tidak tiba-tiba menjadi orang dewasa yang suka menggerogoti orang tua. Dia menyerah setelah mencoba melepaskan diri berkali-kali dan gagal," tulis warganet lain.

(asr/asr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages