Ingin Diakui Jadi Penyebab Anak Lakukan Bullying
Jakarta, Beritasatu.com - Dosen kriminologi Universitas Budi Luhur, Lucky Nurhadiyanto memaparkan penyebab anak menjadi pelaku bullying atau perundungan di dunia pendidikan. Salah satunya, keinginan pelaku agar diakui di antara teman-temannya di sekolah.
“Pelaku berupaya untuk mencari dominasi atau kita sebutnya power hungry
“Jadi, dia berupaya untuk mendapatkan aktualisasi. Dia butuh pengakuan. Dia butuh atensi. Dia ingin diakui sebagai orang yang paling hebat atau jago di lingkungannya,” tambahnya.
Lucky menambahkan, pelaku seringkali melakukan tindakan perundungan sebagai sarana hiburan dan balas dendam. Bahkan, pelaku melakukan tindakan perundungan sebagai ajang pembuktian agar diterima di lingkungan pergaulannya.
“Para pelaku tersebut menganggap apa yang mereka lakukan adalah bentuk penerimaan orang-orang yang ingin masuk ke lingkungan yang baru,” ujarnya.
Para pelaku perundungan, kata Lucky, seringkali tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan memberikan dampak buruk kepada korban. Dalam dunia kriminologi, hal ini disebut sebagai netralitas, yakni apa yang mereka lakukan dianggap sebagai suatu pembenaran.
“Jadi, tidak lagi mengarah kepada bentuk kenakalan yang dilakukan beberapa waktu silam, ya, tetapi tingkatannya menjadi bias dan kemudian mengarah kepada kejahatan, kemudian dalam bentuk kekerasan, intimidasi yang bersifat fisik, bahkan sampai pengucilan,” paparnya.
Lucky berharap, sekolah bisa melakukan skrining terhadap siswa yang hendak mendaftar sekolah. Dengan begitu pihak sekolah akan lebih mudah memberikan solusi dan arahan kepada siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar