Kemarau, Lahan Palawija di Kudus Mengering By BeritaSatu

Kemarau, Lahan Palawija di Kudus Mengering

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 25, 2023
Cabai mengering akibat kemarau berkepanjangan di Kudus, Jawa Tengah.
Cabai mengering akibat kemarau berkepanjangan di Kudus, Jawa Tengah.

Kudus, Beritasatu.com - Dampak dari musim kemarau panjang tahun ini terasa sangat kuat di sektor pertanian, khususnya di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Lahan pertanian palawija yang biasanya cukup tahan terhadap kemarau kini telah mengering, mengakibatkan tanaman seperti cabai, jagung, dan ketela tidak dapat tumbuh subur seperti biasanya.

Contohnya terlihat di lahan pertanian di Kelurahan Mlati Kidul, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Dampak panas dan kemarau yang berkepanjangan telah mulai dirasakan oleh para petani. Lahan pertanian tampak mengering, dan tanaman palawija tidak dapat tumbuh dengan baik.

Sumarni, seorang petani setempat, mengakui bahwa musim kemarau panjang tahun ini sangat berdampak dibandingkan dengan musim kemarau sebelumnya. Dalam sebulan terakhir, kondisi lahan pertaniannya semakin memburuk karena tidak mendapatkan pasokan air yang cukup.

"Jagung, cabai, dan ketela mati semua karena panas matahari dan kemarau seperti ini," ujar Sumarni kepada Beritasatu.com sambil merawat lahan pertaniannya, Kamis (12/10/2023).

BACA JUGA

Dia mengerti bahwa faktor cuaca adalah hal yang di luar kendali, dan dia merasa tidak dapat berbuat banyak. Namun, akibat dari gagal panen ini berarti dia harus menghadapi kerugian, terutama karena dia menanam bibit jagung, cabai, dan ketela di lahan yang disewa.

Sumarni menjelaskan bahwa biasanya, satu kali panen di lahan pertaniannya bisa menghasilkan sekitar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. Namun, pada musim tanam ini, dia terpaksa harus menghadapi kerugian besar. Tidak hanya lahan pertaniannya, tetapi beberapa tanaman lain di sekitar wilayah tersebut juga mengalami nasib serupa.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Didik Tri Prasetyo, mengakui bahwa beberapa lahan pertanian terdampak oleh kemarau panjang tahun 2023. Meskipun demikian, sebagian wilayah masih bisa mengandalkan pasokan air dari bendungan untuk menjaga kelangsungan tanaman.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa musim kemarau panjang ini akan berakhir pada awal November 2023 mendatang. BMKG menyatakan bahwa sebagian wilayah di Indonesia akan mulai menerima hujan bertahap pada awal bulan November tersebut. Harapan petani dan masyarakat sekitar adalah agar hujan datang lebih cepat untuk mengakhiri masa sulit akibat kemarau panjang ini.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya