Kisah WNI di Gaza yang Kini Berjuang Selamatkan Keluarga Menuju Mesir By BeritaSatu

 

Kisah WNI di Gaza yang Kini Berjuang Selamatkan Keluarga Menuju Mesir

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 25, 2023
Abdilllah Onim, WNI di Gaza.
Abdilllah Onim, WNI di Gaza.

Gaza, Beritasatu.com – Seorang pekerja warga negara Indonesia (WNI) di Jalur Gaza, Abdillah Onim menceritakan kisahnya saat Israel menggempur wilayah itu tanpa henti. Pria berusia 44 tahun itu mengaku, kini tinggal di antara rumah-rumah hancur, dan merasa nyawanya terancam.

“Rumah-rumah warga Gaza dibom dan rata dengan tanah. Apa yang Anda lihat di media itu benar-benar terjadi,” kata Onim kepada CNA.

Saat WNI di Gaza ini berbicara, suara ledakan dan jet tempur terdengar di latar belakangnya.

Onim, yang menikah dengan seorang warga Palestina di Gaza dan memiliki tiga anak kecil, telah tinggal di sana sejak 2009. Setelah konflik baru-baru ini, ia kini mempertimbangkan untuk kembali ke Indonesia, meskipun perjalanan ke negara asalnya tampaknya akan menjadi perjalanan yang sulit.

Onim, dalam webinar yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Indonesia pada Selasa (10 Oktober) mengatakan, ia akan mencoba mengungsi ke Mesir dalam waktu dekat bersama anak dan istrinya.

Namun dia mengakui bahwa rencananya hanya angan-angan. “Meski sudah dikoordinasikan dengan baik, tetapi kalau tidak bisa keluar rumah, tidak bisa pergi. Kalau tidak ada transportasi ke perbatasan, tidak bisa. Ambulans menjadi sasaran, kendaraan biasa menjadi sasaran peluru kendali. Saya tinggal menunggu bagaimana Palang Merah Internasional bisa menjemput saya di depan rumah ketika saya dibom kiri dan kanan,” kata Onim.

Ia melanjutkan,“Perjalanan ke perbatasan akan seperti film aksi, Anda tidak bisa membayangkan sebuah mobil berlari di tengah pengeboman.”

Onim adalah salah satu dari banyak orang asing di Israel dan wilayah Palestina yang kini mempertimbangkan untuk meninggalkan wilayah yang dilanda perang tersebut ke negara asal mereka. Namun, pengepungan di Gaza yang diberlakukan oleh Israel pada hari Senin (9/10/2023), memperumit situasi bagi mereka yang ingin meninggalkan daerah tersebut.

Baca Juga

Komentar