Mengenal El Nino, Perubahan Suhu Laut yang Pengaruhi Cuaca
Jakarta, Beritasatu.com - El Nino, yang merujuk pada pemanasan periodik suhu permukaan laut di bagian tengah dan timur Samudra Pasifik, telah menjadi perbincangan hangat di dunia meteorologi dan iklimologi.
Dalam level yang kuat, El Nino dapat memengaruhi cuaca di seluruh dunia. Biasanya terjadi ketika suhu rata-rata permukaan laut di Pasifik khatulistiwa berada 1,5 derajat celcius lebih hangat dari biasanya.
Sebagaimana dilaporkan oleh Live Science pada Selasa (17/10/2023), El Nino adalah fenomena laut-atmosfer yang terjadi bersamaan, dan atmosfer juga memainkan peran penting dalam peristiwa ini. Namun, yang mengejutkan mengenai El Nino saat ini adalah bahwa atmosfer tidak memberikan respons yang cukup, seperti yang diharapkan berdasarkan kenaikan suhu permukaan laut.
Salah satu dampak yang signifikan dari ketidakseimbangan ini adalah berkurangnya frekuensi badai Atlantik, yang pada gilirannya memengaruhi pola musim. Atmosferlah yang menyalurkan dampak dengan panas dari air laut yang hangat menyebabkan udara di atasnya memanas dan naik, sehingga memicu terjadinya curah hujan. Udara yang telah dipanaskan kemudian tenggelam kembali di atas air yang lebih dingin. Fenomena naik-turunnya atmosfer ini pada akhirnya menciptakan putaran raksasa di atmosfer yang dikenal sebagai Sirkulasi Walker.
Ketika air kolam hangat bergeser ke arah timur, hal ini juga menggeser terjadinya gerakan naik dan turun. Reaksi atmosfer terhadap perubahan ini mengubah pola cuaca di berbagai wilayah, dengan dampak yang dapat beragam.
Seringkali selama peristiwa tersebut, terutama El Nino yang kuat, anomali suhu permukaan laut turun dengan sangat cepat selama musim semi di Belahan Bumi Utara. Hampir semua peristiwa ini berakhir pada bulan April atau Mei. Salah satu alasan utama adalah bahwa El Nino sendiri menabur benih kehancurannya sendiri. Ketika El Nino terjadi, air hangat yang menjadi ciri khasnya habis, dan volume air hangat ini menyusut. Akhirnya, bahan bakarnya terkikis.
Meskipun permukaan Bumi mungkin tetap hangat untuk sementara waktu, setelah panas dari bawah permukaan hilang dan angin pasat kembali muncul, peristiwa akan terhenti. Dalam kasus tertentu, pada akhir peristiwa El Nino, anomali suhu permukaan laut turun dengan sangat cepat, dan kondisi cuaca biasanya beralih ke apa yang disebut La Nina, yang merupakan kebalikan dari El Nino dan ditandai oleh suhu permukaan laut yang lebih dingin.
Komentar
Posting Komentar