Menparekraf Sandiaga: LRT di Bali Jadi Solusi Kemacetan yang Mencapai 2-3 Jam
Badung, Beritasatu.com - Dalam upaya untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi di Bali, Pemerintah Indonesia telah merencanakan pembangunan kereta cepat light rapid transit (LRT). Dalam konteks ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menjelaskan bahwa proyek LRT bertujuan untuk mengatasi masalah kemacetan yang sering terjadi di Bali.
"Kemacetan ini dapat memakan waktu hingga 2 hingga 3 jam, dan situasi ini tentu tidak mendukung untuk pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan," tegas Menparekraf Sandiaga Uno.
Dijelaskan lebih lanjut, dirinya telah menyampaikan mengenai rencana pemerintah untuk menginisiasi proyek LRT.
"Kami telah menerima konfirmasi bahwa pembicaraan dan pelaksanaan studi kelayakan awal (pre-invisibility study) telah dimulai, dan ada pembicaraan khusus dengan MRT untuk menerapkan sistem LRT," tambahnya.
Ketika mengunjungi True Bali Experience di wilayah Canangsari, Kecamatan Petang, Menparekraf yang sering disapa Sandiaga Uno menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia, melalui berbagai pihak terkait, telah melakukan diskusi intensif mengenai penanganan dan solusi terhadap kemacetan yang kerap terjadi di Bali.
Sandiaga Uno juga mengungkapkan bahwa Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat untuk memulai proses pembangunan LRT, dengan beberapa stasiun berhenti yang telah disiapkan.
Proyek pembangunan LRT ini direncanakan akan dimulai dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, dan akan melintasi rute menuju Kuta, Badung, Bali, mengingat daerah tersebut merupakan destinasi populer bagi para wisatawan.
"Penumpang yang tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai dan tidak menggunakan kendaraan pribadi akan diarahkan ke fasilitas parkir pusat, dan dari sana akan ada fase berikutnya menuju Seminyak dan Canggu. Ini adalah aspek yang sedang diteliti dalam studi kelayakan awal," jelasnya.
Komentar
Posting Komentar