Pilihan

P2G dan FSGI Sebut Indonesia Darurat Bullying By BeritaSatu

 

P2G dan FSGI Sebut Indonesia Darurat Bullying

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 4, 2023
Aksi perundungan atau bullying terhadap seorang siswa yang diduga terjadi di sebuah SMP di Cilacap, Jawa Tengah. Kejadian ini viral di media sosial, Rabu 29 September 2023.
Aksi perundungan atau bullying terhadap seorang siswa yang diduga terjadi di sebuah SMP di Cilacap, Jawa Tengah. Kejadian ini viral di media sosial, Rabu 29 September 2023.

Jakarta, Beritasatu.com - Kasus perundungan atau bullying di tingkat pelajar kembali mencuat. Hal ini membuat Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyebut Indonesia sedang darurat bullying.

“Kami dari P2G melihat ini seharusnya menjadi alarm keras bagi sistem pendidikan kita, karena dari segi intensitas kok makin ke sini makin meningkat. Motif macam-macam, dan modelnya juga makin bermacam-macam bentuk kekerasannya,” kata Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim kepada Beritasatu.com, ditemui di Jakarta Labschool, Senin (2/10/2023).

Satriwan khawatir hal ini semakin menyebar. Apa lagi dengan adanya media sosial, pelaku perundungan membuatnya menjadi konten dan video tersebut disebarkan sehingga bisa dilihat orang siapa saja.

“Pemerintah harus turun tangan sampai ke level sekolah. Saya rasa tidak berlebihan kalau kita menyebut ini sudah menjadi darurat kekerasan di lingkungan satuan pendidikan,” lanjut Satriwan.

Senada dengan Satriwan, mantan komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang kini menjabat Ketua Pembina Feserasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Lisyarti juga mengatakan hal serupa. Menurutnya, kasus bullying sudah terjadi sejak lama dan dengan adanya teknologi saat ini kasus bullying jadi lebih mudah terlacak.

“Dari dahulu sudah ada, tetapi kalau sekarang kan fenomenanya tadi ke media sosial. Kami menganggap ini sudah darurat. Saya setuju, kita memang seharusnya sudah memasang peringatan. Jadi ini adalah sebagai peringatan, mari kita benahi karena memang kekerasan ini sangat membahayakan,” ungkap Retno Lisyarti.

Menurut Retno, perundungan ini berbahaya apalagi merambat mulai dari pelajar SMA, SMP kemudian ke pelajar SD. Jika terus dibiarkan hal ini bisa membuat rantai kekerasan di lingkup pendidikan sulit untuk diputuskan.

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek