Pembesaran Kelenjar Getah Bening Bisa Jadi Gejala Cacar Monyet By BeritaSatu - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Pembesaran Kelenjar Getah Bening Bisa Jadi Gejala Cacar Monyet By BeritaSatu

Share This

 

Pembesaran Kelenjar Getah Bening Bisa Jadi Gejala Cacar Monyet

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
Gambar dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris
Gambar dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris

Jakarta, Beritasatu.com - Pembesaran kelenjar getah bening dianggap menjadi salah satu gejala dari penyakit cacar monyet yang sedang marak saat ini. Hal tersebut disampaikan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan peringatan kepada seluruh masyarakat untuk mewaspadai gejala cacar monyet.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama, mengungkapkan, "Jika menemukan gejala monkeypox seperti demam, lenting isi air, atau luka pada kulit, apalagi disertai gejala khas monkeypox yaitu ada benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening, segera datang ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan laboratorium."

Gejala pembesaran kelenjar getah bening akibat cacar monyet dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk ketiak, leher, selangkangan, atau lipatan paha. Jika masyarakat mengalami gejala serupa, disarankan untuk segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat guna mendapatkan pemeriksaan laboratorium. Langkah ini penting untuk mendeteksi dini infeksi monkeypox dan menghindari komplikasi serius.

Pemeriksaan laboratorium juga berfungsi untuk melacak kasus lainnya jika ada kontak erat dengan orang yang terinfeksi. Cacar monyet dapat menular melalui droplets, seperti dahak, bersin, atau air liur yang mengkontaminasi lingkungan atau tangan, kontak kulit, kontak luka, cairan tubuh, dan kontak seksual.

Ngabila menjelaskan bahwa jika tidak ada gejala yang muncul pada kontak erat, pemeriksaan khusus seperti swab orofaring atau tenggorokan, swab kulit, swab anus, dan pemeriksaan darah mungkin tidak diperlukan. Namun, harus tetap memantau kondisi setiap hari untuk mendeteksi gejala yang mungkin muncul nantinya.

Masa inkubasi monkeypox, yakni periode antara tertular hingga munculnya gejala, dapat mencapai tiga hingga 21 hari. Kesembuhan dari penyakit ini memerlukan waktu dua hingga empat minggu, tergantung pada sejauh mana luka telah sembuh dan kulit baru muncul.

"Untuk melindungi diri dari penularan, masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan dengan menggunakan masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun secara teratur, serta menghindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit. Berhubungan seksual yang aman, bersih, dan sehat dengan menggunakan kondom juga sangat dianjurkan," tambahnya.

Sementara vaksinasi monkeypox telah tersedia di Indonesia, stoknya terbatas dan ditujukan untuk kelompok berisiko tinggi. Pemerintah juga terus memantau kontak erat setiap hari dan melakukan investigasi kasus guna memahami perjalanan penyakit dan sumber penularan, dengan tujuan memutus mata rantai penyebaran penyakit ini.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan melaporkan penemuan satu kasus baru monkeypox di DKI Jakarta. Pasien tersebut merupakan penduduk Jakarta yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri atau luar kota. Gejala yang muncul meliputi demam, pembesaran kelenjar getah bening di lipatan paha, lenting isi air, dan koreng yang dimulai dari kemaluan dan menyebar ke seluruh tubuh. Dengan penemuan ini, sudah ada dua kasus monkeypox yang tercatat di Indonesia, setelah kasus pertama ditemukan pada 20 Agustus 2022 silam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages