Pemimpin Hizbullah, Hamas, dan Jihad Islam Bertemu, Bahas Apa? By CNN Indonesia

Pemimpin Hizbullah, Hamas, dan Jihad Islam Bertemu, Bahas Apa?

By CNN Indonesia
cnnindonesia.com
Pemimpin Hizbullah, Hamas, Jihad Islam bertemu di tengah perang di Jalur Gaza. Foto: AP/Uncredited
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemimpin milisi Hizbullah Lebanon bertemu dengan petinggi milisi di Palestina, Hamas dan Jihad Islam, di tengah perang yang berkecamuk di Jalur Gaza.

Pertemuan pada Rabu (25/10) itu dihadiri Sayyed Hassan Nasrallah dari Hizbullah, wakil ketua Hamas Saleh al-Arouri, dan pemimpin Jihad Islam Ziad al-Nakhala. Tidak diketahui di mana pertemuan itu digelar. 

Pihak Hizbullah menyebut pemimpin mereka, Hassan Nasrallah, sepakat dengan Hamas dan Jihad Islam bahwa ketiganya, bersama dengan milisi lain yang dibekingi Iran, bakal mengambil langkah pada "tahap sensitif" ini.

Tujuannya, yakni mencapai "kemenangan nyata bagi perlawanan di Gaza dan Palestina."

"Para pemimpin membahas perkembangan terkini sejak dimulainya Operasi Badai Al Aqsa dan peristiwa yang terjadi setelahnya di semua lini, termasuk konfrontasi lintas perbatasan antara Lebanon dan Palestina," demikian laporan media pemerintah Lebanon Al Manar, dikutip Al Jazeera. 

"Nasrallah bersama Nakhale dan al-Arouri membahas langkah-langkah yang harus diambil oleh Poros Perlawanan dalam fase kritis ini, untuk mencapai kemenangan dan menghentikan serangan brutal terhadap rakyat tertindas di Gaza dan Tepi Barat," lanjut pernyataan itu.

Pertemuan ketiga pemimpin kelompok anti-Israel tersebut terjadi di tengah eskalasi perang yang telah memasuki minggu ketiga.

Perang antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober ini sendiri telah menewaskan 1.400 orang di pihak Israel dan 6.546 orang di pihak Palestina.

Perang ini pun bukan cuma antara Hamas dan Israel saja, tetapi juga antara Israel dengan Jihad Islam dan Israel dengan Lebanon.

Nasrallah, sementara itu, belum pernah bicara secara terbuka tentang perang Gaza dan bentrokan pasukan Lebanon dengan Israel di perbatasan.

Hizbullah dan Israel punya rekam buruk dalam hubungannya di masa lalu. Pada 2006, kedua pihak ini berperang sebelum berakhir mengalami kebuntuan.

Israel memandang Hizbullah, yang didukung Iran, sebagai ancaman paling serius.

(blq/dna)

Baca Juga

Komentar