RS Indonesia di Gaza Mati Listrik hingga 2.000 Anak Palestina Tewas - CNN Indonesia

 

RS Indonesia di Gaza Mati Listrik hingga 2.000 Anak Palestina Tewas

Kondisi rumah sakit di Gaza yang kewalahan menangani pasien di tengah krisis kemanusiaan akibat perang. Foto: AP/Abed Khaled

Jakarta, CNN Indonesia --

Krisis bahan bakar di Jalur Gaza menyebabkan rumah sakit Indonesia di wilayah itu mati listrik total hingga kesulitan merawat pasien di tengah perang.

Sementara itu gempuran Israel selama lebih dari dua pekan di Gaza menyebabkan ribuan nyawa melayang, di mana dua ribu di antara yang tewas adalah anak-anak.

Berikut rangkumannya dalam Kilas Internasional hari ini, Rabu (25/10).

1. RS Indonesia di Gaza Mati Listrik Total usai Israel Larang BBM Masuk

Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza mengalami pemadaman listrik akibat bahan bakar habis. Israel melarang BBM masuk Gaza karena takut dicuri milisi Hamas.

Media Palestina Eye on Palestine menyebut RS Indonesia mati listrik, hingga petugas medis harus mengandalkan senter sebagai sumber pencahayaan untuk merawat pasien.

"Listrik sepenuhnya padam sekarang di Rumah Sakit Indonesia karena kehabisan bahan bakar, yang aksesnya ditolak Israel," lapor Eye on Palestine, seperti dikutip Selasa (24/10).

2. Dari Mana Sumber Duit Hamas di Tengah Blokade Total?

Sumber pendanaan milisi Hamas Palestina di tengah perang dengan militer Israel dipertanyakan, lantaran biaya perang terbilang butuh dana yang tak sedikit.

Para pengamat menilai kelompok ini mendapat dana, melalui sayap organisasi yang khusus menggalang dana.

Selain itu uang mereka juga diduga didapatkan dari perpajakan, penculikan, hingga penyelundupan.

3. Gempuran Israel Renggut Nyawa 2 Ribu Anak Palestina dalam 2 Pekan

Lebih dari dua pekan setelah perang Israel-Hamas pecah, sebanyak 2.055 anak di Jalur Gaza meninggal dunia akibat perang ini.

"Korban termasuk 2.055 anak-anak, 1.119 perempuan, dan 217 orang lanjut usia," kata juru bicara Kemenkes Gaza, Ashraf al-Qudra, seperti dikutip Anadolu Ajansi, Selasa (24/10).

Jumlah korban tewas dari pihak Palestina sendiri sebanyak 5.087 orang, sementara korban luka-luka sebanyak 15.237 orang.

Organisasi Nirlaba Save the Children pun mendesak semua pihak yang berperang, untuk mengambil sikap demi melindungi kehidupan anak-anak.

"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk mengambil langkah-langkah segera untuk melindungi kehidupan anak-anak, dan pada masyarakat internasional untuk mendukung upaya tersebut," demikian pernyataan Save the Children, seperti dikutip CNN.

(tim/dna)

Baca Juga

Komentar