Tingkat Inflasi di Kota Depok Terendah se-Jawa Barat
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F2023%2F02%2F1675658668-4464x2976.webp)
Depok, Beritasatu.com - Sekretaris Daerah Kota Depok, Jawa Barat, Supian Suri, mengatakan bahwa tingkat inflasi di Depok per September, dalam skala year on year (yoy), mencapai angka 1,96%. Ini merupakan angka inflasi terendah di seluruh wilayah Jawa Barat.
Supian Suri menjelaskan bahwa ketersediaan stok bahan pokok di pasar-pasar tradisional dan ritel sangat mendukung upaya pengendalian inflasi. Dia menyatakan bahwa perilaku masyarakat yang tidak terpengaruh oleh panic buying dan beberapa program yang dijalankan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Depok telah memberikan kontribusi positif terhadap pengendalian inflasi.
Lebih lanjut, dalam konteks persediaan bahan pangan, Supian mengungkapkan hasil monitoring yang menunjukkan bahwa beberapa jenis komoditas mengalami kenaikan harga. "Salah satunya adalah harga beras medium, yang naik dari Rp 9.000 per liter menjadi Rp 11.000 per liter," tambahnya.
Dia juga mencatat bahwa harga cabai dan beras premium juga mengalami kenaikan, sementara harga telur cenderung stabil. Menurut Supian, kenaikan harga ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya produksi karena dampak fenomena El Nino yang melanda banyak daerah.
Meskipun demikian, Pemkot Depok telah menyiapkan berbagai strategi untuk menjaga stabilitas harga dan inflasi. "Kami telah berkomunikasi dengan Badan Pangan Nasional untuk melakukan upaya perhatian terhadap kondisi ini," jelasnya.
Selain itu, Pemkot Depok juga memiliki stok beras sebanyak 35 ton yang disimpan di Bulog. Supian mengungkapkan bahwa mereka akan meminta arahan dari Wali Kota mengenai pengelolaan stok tersebut. Termasuk apakah stok tersebut harus diturunkan atau dijaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar