BRUSSELS, iNews.id – Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, menilai Ukraina telah gagal meraih kemajuan dalam konflik dengan Rusia selama setahun terakhir. Dia pun mendesak aliansi militer pimpinan AS tersebut untuk tidak menganggap enteng kemampuan pertahanan Rusia.
“Bahkan dengan dukungan militer yang besar dan signifikan dari NATO, para sekutunya, mereka (Ukraina) belum mampu bergerak di garis depan selama setahun terakhir, dan itu mencerminkan fakta bahwa kita tidak boleh meremehkan Rusia,” kata Stoltenberg pada konferensi pers menjelang pertemuan para menteri luar negeri NATO di Brussels, Belgia, Senin (27/11/2023)
“Industri pertahanan mereka (Rusia) berada dalam kondisi perang, mereka mampu memasok pasukan mereka dengan amunisi dan kemampuan baru,” ujarnya.
Pekan lalu, stasiun televisi ABC dengan mengutip seorang pejabat Ukraina yang tidak disebutkan namanya melaporkan bahwa Kiev sangat prihatin atas berkurangnya pasokan amunisi dari Amerika Serikat. Kondisi itu dianggap dapat mengakibatkan hilangnya posisi Ukraina di medan perang.
Pengiriman peluru artileri standar NATO ke Ukraina telah menurun lebih dari 30 persen sejak meningkatnya konflik di Jalur Gaza pada Oktober lalu. Pasalnya, beberapa persediaan militr AS, yang awalnya ditujukan untuk Kiev, kini telah dialihkan ke Israel, menurut laporan itu.
Negara-negara Barat telah meningkatkan bantuan militer dan keuangan mereka kepada Kiev dan meluncurkan bermacam-macam paket sanksi terhadap Rusia setelah Moskow melancarkan operasi militer di Ukraina pada Februari 2022. Moskow pun mengutuk pasokan militer asing ke Ukraina.
Pada April 2022, Rusia mengirimkan nota diplomatik ke seluruh negara NATO mengenai masalah pasokan senjata ke Ukraina. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan bahwa setiap kargo berisi senjata untuk Ukraina akan menjadi target sah untuk diserang Rusia.
Editor : Ahmad Islamy Jamil
Follow Berita iNews di Google News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar