Hari Pahlawan, Bupati Trenggalek Ingatkan Kepahlawanan Santri
Penulis: Iman Rahman Cahyadi | Editor: CAH
Jakarta, Beritasatu.com - Memperingati Hari Pahlawan, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengingatkan kembali jiwa kepahlawanan para santri, tokoh perjuangan kemerdekaan, para proklamator hingga aksi perjuangan berdarah di Surabaya.
“Selama kita masih memiliki darah merah dan bisa membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, selama itu kita tidak akan menyerah kepada siapapun juga,” ucap Mochamad Nur Arifin menirukan ucapan Bung Tomo.
Dituturkannya, 10 tahun setelah merdeka, Indonesia menggelar pemilu pertama pada tahun 1955. Setelah terpilihnya para wakil rakyat, kemudian pada 10 November 1956 di Bandung, Bung Karno mengambil sumpah Dewan Konstituante yang bertugas untuk membentuk UUD sebagai pengganti UUD sementara yang berlaku sejak tahun 1950. Bersidang hampir 3 tahun, konstituante dibubarkan dengan dekrit Presiden. Penyebabnya adalah tidak ditemukannya mufakat antara para pendukung dasar Pancasila, Islamisme dan Sosio-Ekonomi.
“Akhirnya hingga saat ini kita kembali ke UUD 1945, mulai pembukaan, batang tubuh hingga akhir. Meski telah terjadi beberapa amandemen, tetapi semangat pejuang dan pemikir bangsa tetap kekal warisannya dalam konstitusi kita. Maka, menjaga semangat kepahlawanan adalah sejalan dengan menjaga semangat berkonstitusi secara kaffah (utuh dan sempurna),” ujar Mochamad Nur Arifin.
Baca Juga: Hari Pahlawan, Pelajar Gelar Doa Bersama dan Tabur Bunga di Makam Bung Tomo
Menurutnya jika DNA bangsa Indonesia adalah pahlawan, maka pahlawan 1945 dan pahlawan 2045 harusnya memiliki pijakan semangat dan cita-cita yang sama.
Dikatakannya tidak ada cita-cita pribadi. Visi abadi Indonesia adalah merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Tidak ada kemerdekaan tanpa kedaulatan disegala bidang dan tidak ada persatuan tanpa adanya kesamaan nasib dalam suasana keadilan serta kemakmuran.
“Misi abadi Indonesia adalah menjadi inklusif, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah. Menjadi sosio-ekonomiese, melalui memajukan kesejahteraan umum. Menjadikan manusia Indonesia progresif dengan mencerdaskan kehidupan bangsa. Serta globally active dan substantif melalui ikut melaksanakan ketertiban dunia,” tuturnya.
Komentar
Posting Komentar