Kemenkes Kirim 60 Ribu Telur Nyamuk Wolbachia ke Ujungberung Bandung - CNN Indonesia

Kemenkes Kirim 60 Ribu Telur Nyamuk Wolbachia ke Ujungberung Bandung

CNN Indonesia
Rabu, 22 Nov 2023 22:55 WIB
Kementerian Kesehatan mengirimkan sekitar 60 ribu telur nyamuk Aedes Aegypti Wolbachia untuk dikembangbiakan di Kota Bandung.
Ilustrasi. Kementerian Kesehatan mengirimkan sekitar 60 ribu telur nyamuk Aedes Aegypti Wolbachia untuk dikembangbiakan di Kota Bandung. (AP Photo)
Bandung, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan mengirimkan sekitar 60 ribu telur nyamuk Aedes Aegypti Wolbachia untuk dikembangbiakan di Kota Bandung. Kota Bandung menjadi salah satu wilayah program penyebaran nyamuk Wolbachia. 

Daerah Kecamatan Ujungberung, tepatnya di Kelurahan Pasanggrahan, menjadi lokasi pengembangbiakan nyamuk yang disebut dapat menekan kasus demam berdarah.

"Kita menitipkan telur untuk menetas, jadi kalau ember yang dititipkan di kelurahan ada 308 ember, satu ember itu bisa berisi 200 sampai 250 telur nyamuk Aedes Aegypti yang ber-Wolbachia," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Ira Dewi Jani, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (22/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, Ira mengaku belum dapat memastikan berapa banyak telur nyamuk yang dapat menetas. Namun ia berharap, penetasan telur nyamuk Wolbachia bisa mencapai keseluruhan.

"Tapi kita belum tahu ya, kan belum ada evaluasi dari banyak sih telur itu yang berhasil menetas. Karena sekarang masih di asistensi juga sama Lab Vektor dari Salatiga. Jadi harapannya menetas semua, tapi tergantung tempat penyimpanan, cuaca, jadi enggak selalu pasti yang menetas dari tiap ember itu jumlahnya berapa," katanya.

Kota Bandung ditunjuk menjadi salah satu wilayah penyebaran nyamuk Wolbachia karena dalam tiga tahun berturut menempati peringkat pertama pada kasus demam berdarah.

"Jadi kalau kita lihat data kasus yang demam berdarah yang ada di Kemenkes, itu memang dari tahun 2021, 2022, 2023, Kota Bandung emang menempati urutan pertama kasus DBD yang paling banyak tiga tahun berturut-turut," ungkapnya.

Ira menjelaskan diperlukan waktu 1-2 tahun untuk berdampak penghambat kasus DBD sejak dilepasliarkan.

"Ini baru berdampak setahun atau dua tahun, setelah pertama kali dilepasliarkan. Karena kita tuh kalau berdasar teorinya akan melepaskan ember berisi telur nyamuk Wolbachia, selama enam bulan. Setiap bulannya diharapkan sudah menetas, terus di ganti telur yang baru. Kalau sudah enam bulan pelepasliarkan diharapkan proporsi nyamuk Aedes Aegypti Wolbachia yang ada di Kota Bandung bisa mencapai 60 persen, di alam, di lingkungan. Sisanya akan dijalani secara alamiah dengan perkawinan antar nyamuk di alam gitu. Dan itu baru berdampak setahun atau dua tahun setelah pertama kali nyamuk dilepasliarkan," kata dia.

(csr/isn)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya