Kisah Pilu Siswi Yatim Piatu Jalan Kaki 2 Jam ke Sekolah, Pakai Seragam SMP Meski Sudah SMA – Tribunnews - https://ift.tt/gT7FXUf - Opsiin

Post Top Ad

demo-image

Kisah Pilu Siswi Yatim Piatu Jalan Kaki 2 Jam ke Sekolah, Pakai Seragam SMP Meski Sudah SMA – Tribunnews - https://ift.tt/gT7FXUf

Share This
Responsive Ads Here

Kisah Pilu Siswi Yatim Piatu Jalan Kaki 2 Jam ke Sekolah, Pakai Seragam SMP Meski Sudah SMA

image_editor_output_image-256124386-1699494816818
https%3A%2F%2Fasset-2.tstatic.net%2Fmedan%2Ffoto%2Fbank%2Fimages%2FLeni-Siswi-SMA-jalan-kaki-14-Kilometer

By Angel aginta

medan.tribunnews.com

November 8, 2023

TRIBUN-MEDAN.COM – Kisah pilu siswi SMA di Wakatobi harus jalan kaki dua jam ke sekolah.

Adapun pilunya kehidupan siswi SMA di Wakatobi, Sulawesi Tenggara bernama Leni (15) yang setiap hari harus menempuh jarak 14 Km viral di media sosial.

Sosok siswi SMA di Wakatobi bernama Leni tersebut merupakan anak yatim piatu.

Meski pilunya hidup yang tengah dijalani tak menyurutkan semangat Leni meraih cita-citanya.

Bahkan meskipun ia harus menempuh jarak jauh ke sekolah dan sempat hanya memakai baju SMP, ia tetap semangat menjalaninya.Sosok Leni

Leni mengaku tidak merasa minder atau pun malu kepada teman-temannya karena ke sekolah berjalan kaki.

Menurutnya, kebiasaan jalan kaki itu sudah dilakukannya sejak masih duduk dibangku SD.

"Saya tidak minder dengan teman-teman lain. Saya dari SD sudah berjalan kaki," kata Leni dilansir dari Kompas.com, Rabu (8/11/2023).

Leni rupanya memiliki cara sendiri agar ia tidak telat ke sekolah meski jarak dari rumahnya cukup jauh.

Supaya tidak terlambat, Leni yang masuk siang, mulai berjalan kaki dari rumahnya di dusun Langgaha Baru, Desa Wungka, Kecamatan Wangiwangi Selatan, sekitar pukul 10.00 wita.

"Saya mulai pergi ke sekolah jam 10.00 Wita, tiba sekitar jam 12.00. Kalau pulang jam 4 atau jam 5 (sore) tapi tiba di rumah sudah mau maghrib," ucap Leni.

Disisi lain, kedua orangtua Leni sudah meninggal dunia sejak Leni masih di sekolah dasar, sehingga ia bersama kedua adiknya yang masih kecil.

Ditambah lagi sang paman kemudian meninggal dunia.

Leni dan kedua adiknya pun tinggal bersama dengan neneknya yang sudah lumpuh dan stroke.

Untuk memenuhi kebutuhan setiap hari, Leni saling bahu membahu dengan kedua adiknya dengan kerja jadi buruh bangunan dan Leni menjual kelapa.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wangiwangi, Yuwono mengatakan, sejak awal masuk SMA, Leni menggunakan seragam SMP-nya.

"Maka kami dari guru bermaksud untuk mengumpulkan sedekah Jumat dan kami akan berikan pakaian seragam.

Kemudian teman-teman kelasnya dengan rasa iba mengumpulkan sumbangan dan sumbangan itu diberikan kepada Leni di rumahnya," kata Yuwono.

Yuwono menjelaskan, Leni termasuk anak yang cerdas dan pintar sehingga Leni ditempat di kelas unggulan di sekolahnya.

"Ia kalau ke sekolah tidak pernah terlambat. Hanya kalau pulang, dia tiba di rumahnya sudah habis maghrib," pungkasnya.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News



from Opsiin – Kopiminfo https://ift.tt/gT7FXUf
via IFTTT
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages