Mengenal Rudal Hellfire AGM-114 Israel yang Hantam Palestina

Rudal Hellfire AGM-114R9X buatan Amerika Serikat (AS) digunakan tentara Israel guna menghantam RS Shifa Gaza, Palestina.
Rudal AGM-114 Hellfire buatan AS disebut sebagai salah satu senjata heliborne yang paling umum dan penting di Blok Barat. Rudal ini dirancang sebagai penyeimbang terhadap jumlah tank Pakta Warsawa yang lebih unggul pada puncak Perang Dingin.
Dikutip dari Military Today, pengembangan senjata ini dimulai pada 1974, sebagai program Angkatan Darat AS. Pada fase konseptualnya, AGM-114 dikenal sebagai "Helfire", sebuah plesetan dari "HELicopter meluncurkan FIRE and forget".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uji coba penembakan AGM-114 dimulai pada tahun 1978, dengan pengujian operasional dilaporkan selesai pada 1981. AGM-114 baru mencapai kemampuan operasional awal dengan Angkatan Darat AS pada 1985.
Sebelum disetujui untuk diproduksi pada 1982, AGM-114 Helfire berganti nama menjadi "Hellfire."
Pada awalnya, rudal ini produk eksklusif Rockwell. Martin Marietta kemudian diintegrasikan ke dalam desain pada saat pengujian tembak-menembak dimulai. Sementara semua motor diproduksi oleh Thikliol, tetapi sekarang merupakan produk ATK.
Kontraktor utama saat ini untuk semua model kecuali AGM-114L adalah Hellfire Systems LLC, sebuah perusahaan patungan antara Lockheed Martin dan Boeing.
Sementara itu, AGM-114L saat ini diproduksi oleh Longbow LLC, perusahaan patungan Lockheed Martin dan Northrop Grumman. Dengan demikian, Hellfire pada dasarnya adalah produk Lockheed.
Semua varian hingga saat ini, kecuali AGM-114L, menggunakan pemandu laser semi-aktif. Rudal masuk ke dalam titik laser yang dihasilkan oleh penunjuk laser.
Pesawat yang menggunakan Hellfire biasanya memiliki penunjuk laser sendiri, namun target juga dapat disinari oleh pesawat lain, kendaraan tempur, personel dengan penanda yang dapat dibawa-bawa, dan sebagainya.
Dengan demikian, pesawat yang meluncurkan rudal hanya perlu mengarahkannya ke arah yang benar dan meluncurkannya. Walhasil, untuk helikopter, hal ini memungkinkan mereka untuk tetap tersamarkan di medan tanpa harus menunjukkan diri pada kemungkinan terdeteksi oleh musuh.
Hellfire paling terkenal dikaitkan dengan helikopter serang AH-64 Apache. Namun sejak diperkenalkan, Hellfire diintegrasikan ke dalam berbagai platform peluncuran yang berbeda.
Kelebihan lain dari rudal ini adalah beberapa rudal dapat diluncurkan secara bersamaan ke target individu, sehingga sangat meningkatkan peluang untuk menghancurkan target.
Selain model AGM-114M dan AGM-114N, semua versi Hellfire memiliki hulu ledak berbentuk muatan. Seberapa banyak hulu ledak ini dapat menembus lapis baja tidak pernah diungkapkan secara resmi, tetapi tercatat lebih kecil daripada rudal I-TOW.
Model yang lebih baru dengan hulu ledak berbentuk tandem kemungkinan besar telah meningkatkan kemampuan penetrasi kendaraan lapis baja.
Sementara itu, AGM-114M menggunakan hulu ledak HE-FRAG dengan efek pembakar tambahan. Hulu ledak ini dibuat terutama untuk digunakan terhadap target lunak yang umumnya tidak memiliki efek yang signifikan, seperti pasukan, kendaraan ringan, perahu, bangunan sipil, pesawat terbang yang diparkir, dan sebagainya.
Hulu ledak tersebut juga akan efektif terhadap kendaraan lapis baja ringan, tetapi tidak akan berpengaruh terhadap tank tempur utama lapis baja tebal.
Sedangkan AGM-114N melangkah lebih jauh dari model M, dengan hulu ledak termobarik. Rudal yang disebut "Metal-Augmented Charge" (disingkat MAC) menunjukkan amunisi ini menggunakan senyawa logam teroksidasi (mungkin bubuk Zinc atau Aluminium) sebagai muatan yang meledak.
Dengan demikian, panasnya ledakan akan sangat besar, begitu juga dengan tekanan ledakan yang berlebihan.
Seperti model AGM-114M, model N dimaksudkan untuk digunakan terhadap target lunak, tetapi akan sangat efektif terhadap struktur dan target area.
Saat ini operator AGM-114 Hellfire sangat banyak, di antaranya Australia, Mesir, Prancis, Yunani, India, Indonesia, Irak, Israel, Italia, Yordania, Jepang, Kuwait, Lebanon, Belanda, Norwegia, Pakistan, Qatar, Arab Saudi, Singapura, Korea Selatan, Spanyol, Swedia, Taiwan, Tunisia, Turki, Uni Emirat Arab, Inggris, dan Amerika Serikat.
Kesaksian Israel menggunakan rudal guna menggempur rumah sakit di Gaza juga dikatakan Direktur RS Indonesia Atef Al Kahlout.
Hanya saja, RS Indonesia di Gaza diserang Israel dengan menggunakan rudal serpih Shrapnel.
"Inilah yang dilemparkan ke rumah sakit: pecahan peluru rudal," kata Al-Kahlout sambil menunjukkan pecahan rudal itu ke arah kamera, seperti diberitakan Al Jazeera, Jumat (10/11).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar