CAPE TOWN, iNews.id – Parlemen Afrika Selatan pada Selasa (21/11/2023) memberikan suara untuk mendukung penutupan Kedutaan Israel di Kota Pretoria. Mereka juga mendukung pemerintah untuk menangguhkan semua hubungan diplomatik sampai disepakatinya gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Reuters melansir, resolusi yang dikeluarkan Parlemen Afsel tersebut sebagian besar bersifat simbolis. Pasalnya, keputusan akhir berada di tangan pemerintahan Presiden Cyril Ramaphosa untuk menentukan apakah resolusi itu akan dilaksanakan atau tidak. Sampai berita ini ditulis, juru bicara kepresidenan Afsel belum menanggapi permintaan komentar dari wartawan.
Akan tetapi, Ramaphosa dan para pejabat senior Kementerian Luar Negeri Afsel selama ini dikenal lantang mengkritik Israel selama berlangsungnya operasi militer di Jalur Gaza. Afsel bahkan menyerukan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menyelidiki para pemimpin Israel atas potensi kejahatan perang.
Kedutaan Israel juga belum menanggapi permintaan komentar dari wartawan ihwal keputusan parlemen negara Afrika itu.
Pada Senin (20/11/2023) lalu, duta besar Israel di Pretoria dipanggil pulang ke Tel Aviv untuk berkonsultasi atas rencana penutupan kedubesnya di Afsel. Adapun hasil pemungutan suara di Parlemen Afsel pada Selasa menunjukkan, 248 anggota dewan setuju untuk penutupan misi diplomatik tersebut, dan hanya 91 orang yang tidak setuju.
Resolusi Parlemen Afsel tersebut diajukan oleh partai oposisi Pejuang Kemerdekaan Ekonomi (EFF), pekan lalu. Sementara Partai ANC yang berkuasa berjanji mendukung sikap diplomatik utama Afrsel sejak Nelson Mandela menjadi presiden pertama yang terpilih secara demokratis di negara itu pada 1994.
Ketua ANC, Pemmy Majodina, mengubah poin terakhir dari rancangan resolusi EFF yang menyerukan penutupan Kedutaan Israel dan penangguhan diplomatik. Perubahan itu terjadi setelah dia memasukkan kata-kata: “...sampai gencatan senjata disetujui oleh Israel dan Israel berkomitmen untuk mengikat perundingan yang difasilitasi PBB yang hasilnya harus berupa perdamaian yang adil, berkelanjutan, dan abadi.”
Afrika Selatan selalu mendukung perjuangan Palestina untuk mendirikan negara di wilayah pendudukan Israel selama beberapa dekade terakhir. Afrika Selatan menyamakan penderitaan warga Palestina dengan penderitaan mayoritas warga kulit hitam di era rezim apartheid yang represif di negeri Afrika itu. Namun, perbandingan semacam itu dibantah keras oleh Israel.
Editor : Ahmad Islamy Jamil
Follow Berita iNews di Google News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar