Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Tidak Ada Kategori

    BI: Permintaan domestik melalui konsumsi jasa ditopang generasi muda – ANTARA News – https://bit.ly/3uWKZXW #Opsiin #Kopiminfo - https://ift.tt/ykuhTtD

    2 min read

    BI: Permintaan domestik melalui konsumsi jasa ditopang generasi muda – ANTARA News December 13, 2023 at 08:10AM

    BI: Permintaan domestik melalui konsumsi jasa ditopang generasi muda

    12 Desember 2023 23:00 WIB
    BI: Permintaan domestik melalui konsumsi jasa ditopang generasi mudaTangkapan Layar – Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Wahyu Agung Nugroho dalam acara Sosialisasi Hasil Survei Biaya Hidup (SBH) 2022 yang dipantau secara virtual, di Jakarta, Selasa (12/12/2023). ANTARA/Agatha Olivia VictoriaJakarta (ANTARA) – Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Wahyu Agung Nugroho mengungkapkan, permintaan domestik melalui konsumsi jasa ditopang oleh perilaku generasi muda.

    Hal tersebut karena generasi muda memiliki kecenderungan konsumsi jasa lebih tinggi, yakni dengan porsi sebesar 21 persen pada 2022, sedangkan konsumsi jasa generasi tua sebesar 16 persen.

    "Jadi memang beda dengan generasi tua. Karakter ini terbawa juga bagaimana inflasi terbentuk," ujar Wahyu dalam acara Sosialisasi Hasil Survei Biaya Hidup (SBH) 2022 yang dipantau secara virtual, di Jakarta, Selasa.

    Ia menuturkan, pada 2022, mayoritas penduduk Indonesia gen Z dan milenial sudah mencapai 70 persen. Dengan tingginya konsumsi jasa oleh generasi muda yang saat ini mendominasi penduduk, terdapat pula implikasi terhadap kebijakan moneter dalam pengendalian inflasi.

    Selain dari segi konsumsi, terdapat perbedaan signifikan lainnya antara generasi muda dengan generasi tua yang berpengaruh pada inflasi, yakni sumber pembiayaan. Adapun generasi muda saat ini tidak lagi bergantung pada bank konvensional, tetapi lebih kepada perusahaan teknologi finansial/financial technology (tekfin/fintech) maupun crowdfunding.

    Kecenderungan tersebut, menurut Wahyu, menyebabkan tidak terlihatnya peningkatan inflasi yang signifikan dari jumlah uang beredar dari bank, namun implikasinya lebih kepada risiko stabilitas sistem keuangan lantaran maraknya fintech ilegal.

    Perbedaan metode belanja yang mempengaruhi inflasi antara generasi muda dan generasi tua juga terlihat signifikan, di mana generasi muda cenderung berbelanja daring, yang berpotensi mendorong inflasi menjadi lebih rendah.

    Dia menyebutkan, terdapat beberapa alasan generasi muda lebih memilih berbelanja daring, yakni hemat waktu, hingga mudah dalam membandingkan harga. Berbagai alasan tersebut membuat tingkat kompetisi yang lebih ketat di antara penjual sehingga membuat inflasi secara struktural lebih rendah.

    "Dengan demikian jika cakupan belanja daring ini masuk ke perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) 2024, maka akan ada kemungkinan dorongan harga pada inflasi akan lebih halus dibanding dengan pasar tradisional," ujarnya pula.
    Baca juga: BI: Perekonomian Indonesia tumbuh kuat didukung permintaan domestik
    Baca juga: Ekonom: Pemerintah jaga momentum pulihnya permintaan domestik

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2023

    Tags:

    Informasi Terkini, terpopuler serta pilihan dari berbagai sumber terpercaya di https://bit.ly/3GMnTDt dan https://bit.ly/3aagi7A



    from Opsiin – Kopiminfo https://ift.tt/ykuhTtD
    via IFTTT
    Komentar
    Additional JS