Inggris Larang Masuk WN Israel yang Serang Palestina, Uni Eropa Nyusul - CNN Indonesia

 

Inggris Larang Masuk WN Israel yang Serang Palestina, Uni Eropa Nyusul

CNN Indonesia
Jumat, 15 Des 2023 04:35 WIB
Inggris melarang masuk warga Israel yang melakukan kekerasan dan serangan terhadap warga Palestina. Uni Eropa mempertimbangkan sanksi serupa.
Inggris melarang masuk warga Israel yang melakukan kekerasan dan serangan terhadap warga Palestina. Uni Eropa mempertimbangkan sanksi serupa. (AP/James Manning)
Jakarta, CNN Indonesia --

Inggris melarang masuk warga Israel yang melakukan kekerasan dan serangan terhadap warga Palestina

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan "mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan terhadap warga Palestina akan dilarang memasuki Inggris." Langkah ini dilakukan kala agresi brutal Israel ke Jalur Gaza dan Tepi Barat semakin membabi buta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemukim ekstremis, yang menargetkan dan membunuh warga sipil Palestina, merusak keamanan dan stabilitas bagi warga Israel dan Palestina," kata Cameron di situs media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, pada Kamis (14/12).

"Israel harus mengambil tindakan yang lebih kuat untuk menghentikan kekerasan yang dilakukan pemukim (warga Israel yang menduduki wilayah Palestina secara ilegal) dan meminta pertanggungjawaban para pelakunya. Kami melarang mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan pemukim memasuki Inggris untuk memastikan negara kami tidak menjadi rumah bagi orang-orang yang melakukan tindakan intimidasi ini," paparnya menambahkan.

Tak hanya Inggris, awal pekan ini Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan pihaknya juga akan mengusulkan sanksi serupa.

Borrell tidak mengatakan sanksi apa yang akan dikenakan, namun para pejabat UE mengatakan sanksi tersebut akan mencakup larangan perjalanan ke negara Uni Eropa.

Permukiman ilegal Yahudi adalah salah satu isu paling sensitif dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama setengah abad lebih. Permukiman ini dibangun di atas tanah Palestina yang direbut Israel dalam Perang 1967.

Aneksasi Israel selama ini dianggap ilegal oleh komunitas internasional. Meski begitu, Israel kekeh memperluas permukiman di wilayah Palestina, terutama Tepi Barat. Isu permukiman ini pun tak jarang memicu kekerasan dan gejolak sosial lainnya di antara warga Israel dan Palestina.

Data PBB menunjukkan serangan harian pemukim Israel di Tepi Barat juga meningkat lebih dari dua kali lipat sejak agresi Tel Aviv berlangsung ke Jalur Gaza.

Pilihan Redaksi

Sementara itu, juru bicara pemerintah Israel Eylon Levy telah menanggapi langkah signifikan yang diambil salah satu sekutunya negaranya ini.

"Kami menyesalkan semua kekerasan ekstremis. Tidak ada alasan untuk main hakim sendiri atau hooliganisme, dan kami akan terus mendesak agar semua kekerasan ekstremis ditangani dengan kekuatan hukum yang penuh," kata Levy.

Sejumlah negara sekutu Israel dan Amerika Serikat mulai terlihat semakin menjaga jarak menyusul agresi ke Jalur Gaza yang makin brutal hingga kini telah menewaskan lebih dari 18.700 orang.

Di awal agresi Israel, mayoritas sekutu AS dan negara Barat mendukung Tel Aviv dengan lantang untuk melancarkan operasi militer ke Gaza. Alasannya, Israel dinilai pantas melakukan apa saja untuk mempertahankan diri dan membalas serangan milisi Hamas, si penguasa Gaza, pada 7 Oktober lalu.

Namun, akibat korban sipil di Gaza yang terus bertambah, sejumlah negara mulai menahan dukungan dan mendesak Israel melindungi warga dalam operasi militernya tersebut. Beberapa negara bahkan mulai menyuarakan dukungan terhadap gencatan senjata di Gaza.

(rds)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya