Pengamat Nilai Citra Amerika Serikat Menurun Usai Dukung Israel di Perang Lawan Hamas
Liputan6.com, Jakarta - Hampir tiga tahun setelah Presiden Joe Biden menjabat dan bersumpah Amerika akan lebih baik, kini citra negara tersebut di dunia internasional dipertanyakan ketika pemerintahannya mendukung Israel dalam perang melawan Hamas.
Sebagai langkah mundur dari isolasi yang baru terjadi, Amerika Serikat pada Jumat menyetujui resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza yang terkepung.
Sebelumnya, AS melakukan dua veto dan seruan sebelumnya untuk menghentikan pertempuran, dikutip dari laman Channel News Asia, Minggu (24/12/2023).
Kini AS seakan terpisah dari beberapa sekutu terdekatnya – Inggris, Perancis dan Jepang – yang mendukung resolusi tersebut.
AS abstain dan hanya diikuti oleh Rusia.
Seminggu sebelumnya dalam Sidang Umum penuh, Amerika Serikat hanya diikuti oleh dua mitra Eropa, Austria dan Republik Ceko, dan tidak ada satupun sekutunya di Asia yang memberikan suara menentang terkait seruan gencatan senjata dalam perang yang dipicu oleh serangan tanggal 7 Oktober terhadap Israel oleh Hamas.
Sebagian besar pembuat kebijakan di Eropa, jika menyangkut Amerika Serikat, masih memikirkan dukungan kuat Biden terhadap Ukraina melawan invasi Rusia, kata Leslie Vinjamuri, direktur program AS dan Amerika di Chatham House di London.
“Yang terjadi saat ini di seluruh dunia adalah bahwa Amerika Serikat peduli terhadap warga Israel, peduli terhadap warga Ukraina, dan benar-benar tidak peduli terhadap warga berkulit coklat. Sayangnya, narasi seperti itulah yang diabaikan,” katanya.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kemarahan Masyarakat Meningkat
Berbeda dengan pendahulunya Donald Trump, yang tanpa syarat mendukung Israel, Biden secara terbuka menyuarakan rasa frustrasinya atas Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kegagalan Israel dalam melindungi warga sipil Gaza, bahkan ketika AS terus menjamin penyediaan militer dan perlindungan diplomatik.
Pejabat pemerintahan Biden mengatakan, tekanan di balik layar mereka telah membuahkan hasil, dengan Israel mulai mengizinkan pasokan bahan bakar, memulihkan akses internet, dan membuka penyeberangan ke Gaza.
Sebuah survei terhadap enam publik Arab bulan lalu menunjukkan bahwa hanya 7 persen yang percaya Amerika Serikat memainkan peran positif dalam perang tersebut, kata Munqith Dagher, direktur Gallup International untuk Timur Tengah.
Reputasi di Negara Arab
Reputasi Washington telah sangat memburuk di dunia Arab sejak invasi Irak dua dekade lalu, namun hingga saat ini, 15 hingga 30 persen masih memandang baik Amerika Serikat, kata Dagher, yang mendirikan kelompok penelitian Al-Mustakella di Irak.
Dia mengatakan “merek dagang” AS mewakili “banyak hal baik, terutama bagi kaum intelektual dan kelas menengah, seperti demokrasi, hak asasi manusia (dan) kebebasan berbicara”, namun “Gaza mengambil langkah terakhir, seperti yang mereka katakan”.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar