Rumah Sakit terbesar di Gaza, Al Shifa, sampai saat ini tak memiliki persediaan listrik dan hanya menjadi fasilitas untuk pertolongan pertama.
Sejak November, Al Shifa tak lagi berfungsi karena serangan Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat di Kementerian Kesehatan Gaza Maher Shamiyeh, mengatakan Al-Shifa dulunya mewakili 40 hingga 50 persen dari total kapasitas operasi kementerian kesehatan.
"Namun, sekarang tidak ada listrik dan dipenuhi oleh ribuan pengungsi," kata Shamiyeh, dikutip Al Jazeera, Kamis (7/12).
Shamiyeh lalu mengatakan pada Rabu (6/12), rumah sakit itu menerima 200 pasien yang tewas dan 200 lainnya mengalami luka-luka.
"Banyak di antara mereka yang terluka perlu operasi yang sulit," ujar dia. Namun, fasilitas di sana tak bisa menjalankan tindakan medis semacam itu.
Israel sebelumnya mengepung dan menyerang Al Shifa pada November. Pasukan Israel juga sempat merangsek ke dalam rumah sakit dan meluncurkan tembakan.
Imbas serangan ini, banyak orang mengalami luka-luka.
Sebelum melakukan serangan, Israel menuduh rumah sakit itu menjadi markas Hamas.
Militer Israel juga menuding terdapat terowongan di Al Shifa yang terhubung ke kediaman pemimpin Hamas.
Namun Israel tidak bisa membuktikan klaim itu. Hamas dan otoritas di Gaza juga membantah ada terowongan maupun pusat komando Hamas di fasilitas medis tersebut.
(isa/dna)
Komentar
Posting Komentar