Ganjar Panen Kritik, Dianggap Berat Sebelah Pandang Insiden Pengeroyokan di Boyolali
Bisnis.com, JAKARTA - Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, panen kritik karena dianggap berat sebelah dalam memandang insiden pengeroyokan relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Belakangan viral insiden seorang relawan di Boyolali dikeroyok oleh sejumlah oknum TNI. Kodam IV/Diponegoro mengklaim insiden itu dipicu salahpaham prajurit yang berada di markas tersebut.
“Informasi sementara yang diterima, bahwa peristiwa tersebut terjadi secara spontanitas karena adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak,” kata Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Inf Richard Harison dalam keteranganya, Minggu (31/12/2023).
Dari video CCTV yang viral di media sosial, sejumlah TNI menghentikan kendaraan yang melintas di markas mereka kemudian memberikan tinjuan.
Pada pukul 11.19, sejumlah prajurit tengah bermain voli, tiba-tiba melintas rombongan pemotor berknalpot bising.
“Oleh pengendaranya dimain-mainkan gasnya saat melintas di jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali. Seketika itu beberapa anggota yang sedang bermain bola voli tersebut keluar gerbang dan saat itu dilihatnya,” kata Richard.
Ganjar Pranowo kemudian menjenguk relawan Ganjar yang mendapatkan perawatan intensif di RSUD Pandan Arang Boyolali. Istrinya, Atikoh, sampai menangis kala mendatangi relawan yang terbaring lemas di kasur rumah sakit.
Akan tetapi, potongan video Ganjar yang berkisah tentang relawan Ganjar-Mahfud yang dipukuli oknum TNI di Boyolali viral. Ganjar dianggap berat sebelah dalam memandang insiden yang terjadi.
"Dikamplengi (dipukuli) oleh oknum TNI. Numpak motor dicekel langsung dikamplengi (naik motor ditangkap kemudian dipukuli). Masuk Rumah Sakit dan Insya Allah ini akan kami jenguk. Langsung kita urus," katanya.
Netizen mengkritik, komentar Ganjar tersebut dianggap berat sebelah lantaran tidak menelaah dulu sebab-akibat insiden dari dua sudut pandang yang berbeda.
"Pakai kanalpot brong bukannya pelanggaran juga pak?" tulis salah satu netizen.
"Lha Anda tidak tanya kenapa bisa dikeroyok pak? makanya relawan Anda kalau kampanye yang adem jangan pakai knalpot brong," tambah yang lain.
Bahkan, beberapa netizen menganalisis jika di kompleks TNI ada beberapa aturan yang harus ditaati, termasuk soal kecepatan.
"Setahu saya, di kompleks TNI ada aturan. Bahkan kecepatan kendaraan saja diatur, lha ini di kompleks TNI geber motor," komen netizen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Komentar
Posting Komentar