Penumpang Japan Airlines: Terlambat Keluar, Semua Bisa Mati
Sumber: Reuters
TOKYO, KOMPAS.com - "Aku hanya bisa mengatakan itu adalah keajaiban, kita bisa mati jika kita terlambat".
Demikian dikatakan Tsubasa Sawada (28), salah satu penumpang Japan Airlines sebelum terbakar di landasan pacu Bandara Haneda Tokyo, Selasa (2/1/2024).
"Saya mendengar ledakan sekitar 10 menit setelah semua orang termasuk saya turun dari pesawat," kata dia sebagaimana diberitakan Reuters pada Rabu (3/1/2024).
Satoshi Yamake (59), seorang pekerja perusahaan telekomunikasi yang berada di dalam pesawat Japan Airlines mengaku panik.
"Saya bertanya-tanya apa yang terjadi dan kemudian pesawatnya miring ke samping di landasan pacu. Saya juga merasakan ada benturan keras," ujarnya.
"Para pramugari menyuruh kami tetap tenang dan menginstruksikan kami untuk turun dari pesawat," imbuh Yamake.
Pada satu titik, ada suara seorang anak dapat didengar berteriak: "Mari kita keluar dengan cepat! Mari kita keluar dengan cepat!".
Namun tak hanya penumpang pesawat Japan Airlines saja yang ketakutan, beberapa orang yang menunggu kerabat atau sodara dari penumpang Japan Airlines juga panik.
Seperti diungkapkan Kaoru Ishii yang menunggu putrinya berusia 29 tahun, salah satu satu penumpang Japan Airlines.
Ishii yang sedang menunggu di luar gerbang kedatangan mengatakan dia awalnya berpikir penerbangan itu tertunda sampai putrinya menelepon untuk menjelaskan.
"Dia mengatakan pesawat telah terbakar dan dia keluar melalui perosotan," tutur Ishii.
"Aku benar-benar lega karena dia baik-baik saja," imbuhnya.
Diketahui, pesawat Japan Airlines terbakar usai bertabrakan dengan pesawat penjaga pantai di bandara Haneda Tokyo.
Kejadian tersebut menewaskan lima dari enam kru di pesawat penjaga pantai tersebut.
Sedangkan sebanyak 367 penumpang dan 12 kru berhasil dievakuasi dari pesawat sebelum pesawat terbakar hebat.
Informasi dari Japan Airlines, ada 14 orang di pesawat penumpang tersebut terluka, tetapi tidak ada cedera serius.
Menteri Transportasi Tetsuo Saito mengonfirmasi bahwa lima kru pesawat Penjaga Pantai tewas, sementara kapten pesawat berusia 39 tahun itu berhasil menyelamatkan diri dan terluka.
Seorang pejabat kementerian mengatakan kepada sebuah pers, bahwa pesawat Japan Airlines yang berusaha mendarat secara normal, bertabrakan dengan pesawat patroli maritim Dash-8 di landasan pacu.
Komentar
Posting Komentar