Sepanjang 2023, PLN Tekan 1,05 Juta Ton CO2 Emisi Karbon Lewat Teknologi Co-Firing
By R. Nurul Fitriana Putri
jawapos.com
January 3, 2024
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fstatic.promediateknologi.id%2Fcrop%2F0x0%3A0x0%2F0x0%2Fwebp%2Fphoto%2Fp2%2F01%2F2024%2F01%2F03%2FIMG-20221016-WA0025-3039109479.jpg)
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, capaian sepanjang tahun 2023 ini meningkat jika dibandingkan realisasi tahun 2022. Dalam produksi reduksi emisi misalnya, PLN mampu menambah pengurangan emisi hingga 450 ribu ton CO2.
Produksi energi bersih pun tumbuh hingga lebih dari 77 persen dari realisasi tahun 2022 sebesar 575 gigawatt hour (GWh). Dikembangkan sejak tahun 2021, kini substitusi batubara dengan biomassa tak hanya mampu mengurangi emisi karbon, namun juga menggerakkan ekonomi kerakyatan.
"Co-firing tidak hanya menghasilkan listrik andal namun tetap murah bagi masyarakat. Lebih dari itu, co-firing juga mendorong perekonomian kerakyatan lewat keterlibatan langsung masyarakat dalam pengembangan biomassa," kata Darmawan dalam keterangan resmi, Rabu (3/1).
Lebih lanjut, Darmawan mengatakan, PLN telah menyerap biomassa sebanyak 1 juta ton untuk 43 PLTU yang tersebar di tanah air sepanjang tahun 2023. Angka ini tumbuh lebih dari 71 persen dibandingkan realisasi serapan biomassa tahun 2022 yang sebesar 585 ribu ton.
Secara bersamaan, PLN terus melakukan uji coba teknologi ini hingga tahun 2025 agar 52 PLTU di Indonesia bisa seluruhnya menggunakan co-firing. Bahkan pada akhir 2023, PLN telah berhasil mengimplementasikan PLTU secara hybrid di mana 100 persen biomassa beroperasi selama 15 hari dalam satu bulan di PLTU Sintang, Kalimantan Barat.
“100 persen penggunaan biomassa ini adalah bentuk konsistensi PLN Group dalam menghadirkan energi bersih untuk Indonesia yang lebih baik. Sebagai pionir, keberhasilan ini juga saya harapkan dapat menjadi pemacu motivasi untuk dapat diterapkan pada PLTU lainnya,” lanjut Darmawan.
Tak sampai di situ, peningkatan ekonomi masyarakat juga bisa digenjot lewat rantai pasok biomassa yang melibatkan langsung masyarakat. Ekosistem biomassa pun terus dikembangkan dengan menggandeng komunitas lokal, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga Pemerintah Daerah setempat sekitar lokasi sumber biomassa.
Darmawan mencontohkan, sejak Maret 2023, PLN telah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dalam mengembangkan kawasan Green Economy untuk mendukung langkah Net Zero Emissions (NZE) 2060 berdasarkan keterlibatan masyarakat lokal.
"Kami sebagai BUMN tak hanya bertanggung jawab dalam menyediakan energi bersih saja. Inovasi yang kami kembangkan ini juga menyasar berbagai aspek, mendorong ekonomi kerakyatan, menjaga kelestarian hutan, dan rehabilitasi lahan tandus serta melepas ketergantungan atas bahan bakar fosil," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar