Polisi Sebut Demonstrasi Mahasiswa di Manokwari Tak Berizin, 130 Personel Dikerahkan - Tribunpapuabarat
Polisi Sebut Demonstrasi Mahasiswa di Manokwari Tak Berizin, 130 Personel Dikerahkan - Tribunpapuabarat
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - 130 personel Polresta Manokwari diterjunkan mengawal jalannya unjuk rasa oleh gabungan mahasiswa di Manokwari, Papua Barat, Selasa (26/3/2024).
Kabag Ops Polresta Manokwari, Kompol Wisnu Prasetyo mengatakan, aksi ini digelar mahasiswa sebagai bentuk kepedulian terhadap kasus penganiayaan di Jayawijaya beberapa waktu lalu.
"Mereka menyuarakan terkait kasus penganiayaan yang terjadi di Papua Pegunungan beberapa waktu lalu," kata Kabag Ops.
Baca juga: Berikut Tuntutan Mahasiswa dalam Demonstrasi Peduli HAM di Manokwari
Baca juga: BREAKING NEWS: Mahasiswa Manokwari Gelar Demonstrasi Tuntut Keadilan HAM Bagi OAP
Menurutnya, aksi ini digelar tanpa mengantongi izin keamanan dari polisi.
"Tapi karena sudah dilakukan jadi kami tetap akan kawal sampai selesai," ujarnya.
Ia menyebutkan, jika aksi berlanjut hingga melewati batas maka akan demonstran akan ditertibkan.
Kendati begitu, pihaknya bakal mengawal terus jalannya aksi ini hingga selesai.
Dimulai dari depan Kampus Unipa, hingga nanti berakhir di Kanwil Kemenkumham Papua Barat.
"Setelah itu massa sudah harus membubarkan diri nanti," jelasnya.
Sebagai informasi, dalam Demonstrasi tersebut, masa menyampaikan beberapa tuntutan yang disampaikan oleh koordinator aksi Septinus Asiti.
Tuntutan pertama ialah, mendesak agar oknum aparat yang melakukan tindakan penganiayaan agar segera diproses secara hukum yang berlaku di tanah air.
"Yang kedua, kami mendesak MRP se-Tanah Papua untuk mengusut tuntas penganiyaan yang terjadi di tanah Papua oleh aparat negara," kata Septinus kepada wartawan.
Kepada oknum aparat yang melakukan tindakan penganiayaan juga dituntut mahasiswa agar dicopot dari instutusinya.
Pihaknya juga mendesak Pangdam XVII/Cendrawasi agar melakukan evaluasi penuh terhadap jajarannya hingga tingkat bawah.
"Kami juga mendesak Pangdam Cemdrawasi untuk mundur dari jabatannya karena tidak mengakui video penganiayaan yang viral kemarin," jelasnya.
Aksi ini, kata dia, harus dilakukan karrna para mahasiswa menggap mereka juga bagian dari korban yang disiksa.
Mereka menggap bahwa, tindakan itu merupakan suatu kemunduran dalam upaya penegakan hukum di republik.
"Kami peduli dengan persoalan ini makanya kami harus turun ke jalan dan orasi, kalau tidak nanti siapa lagi yang mau menyuarakan," pungkasnya.
(*)
Sumber: Tribun papuabarat
Komentar
Posting Komentar