Kisah Tragis Adik Kartini, Dipermalukan-Diarak Keliling Kota Saat Tua - CNBC Indonesia

 

Kisah Tragis Adik Kartini, Dipermalukan-Diarak Keliling Kota Saat Tua

CNBC Insight

Entrepreneur

Sabtu, 20/04/2024 21:20 WIB

Foto: Lukisan R.A. Kartini bersama R.A. Kardinah dan R.A. Roekmini. (Dok. museumkartinirembang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak orang mengetahui kisah R.A Kartini. Setiap tahun di tanggal 21 April masyarakat Indonesia memperingati Hari Kartini dengan semarak. Namun, belum banyak orang tahu soal kisah tragis adik kandung Kartini, yakni Kardinah, yang dipermalukan hingga diarak keliling kota menggunakan karung goni di usia tua.

Kisah tragis ini terjadi pada 1945, tepatnya dua bulan setelah Indonesia merdeka. Perlu diketahui, Kardinah kala itu berstatus sebagai keluarga elit Jawa. Dia memiliki suami dan menantu yang menjabat sebagai Bupati Tegal. Tentu status tersebut membuatnya lekat dengan feodalisme Jawa.

Selama periode penjajahan, status Kardinah tak jadi masalah. Namun, seiring berganti zaman, status tersebut jadi malapetaka. Pemantiknya adalah rakyat biasa yang mengalami penindasan selama masa penjajahan Belanda dan Jepang.

Setelah merdeka, mereka ngamuk. Tanpa ada pengawasan dari polisi atau militer, mereka bergerak melampiaskan dendam kepada semua pihak yang pernah bekerjasama dengan Belanda atau Jepang. Salah satu yang jadi target adalah para pejabat. Kardinah dan keluarga pun tak luput dari sasaran.

Sabtu, 13 Oktober 1945, tempat tinggal Kardinah dimasuki paksa segerombolan orang. Mereka datang ingin mencari Sunarjo, menantu Kardinah yang jadi Bupati Tegal. Tentu saja kedatangan itu untuk mempersekusi Sunarjo. Namun, akibat yang dicari tak ada, mereka malah menyerang Kardinah, isti Sunarjo dan cucu perempuannya. Tak hanya itu, para pembantunya juga ikut jadi korban.

Anton Lucas dalam Peristiwa Tiga Daerah (1989) menceritakan, Kardinah dan korban lain dipaksa keluar rumah dan diberi pakaian goni. Setelahnya mereka diarak keliling kota oleh massa. Saat tragedi berlangsung Kardinah sudah berusia 64 tahun. Di usia segitu, tentu saja dia tak bisa melawan. Kondisinya sudah tua renta. Dia pun menerima saja nasib jadi hujatan massa dan objek arak-arakan.

Di tengah jalan, Kardinah mengeluh sakit. Massa pun menghentikan arak-arakan di depan rumah sakit yang didirikan Kardinah. Namun, dia tak serta merta bebas. Sebab mereka dibawa menggunakan truk ke Talang dan ditahan di rumah Wedana Adiwerna selama seminggu. Ketika kabar adik Kartini diperlakukan seperti itu banyak orang lantas terkejut.

"Tindakan ini menggoncangkan orang-orang Tentara Keamanan Rakat, karena dianggap "tidak sesuai dengan norma-norma budaya Jawa."," tulis Anton Lucas.

Setelah kejadian itu Kardinah diketahui trauma berat. Sosok yang saat muda aktif memperjuangkan emansipasi perempuan itu memutuskan tak lagi tinggal di Tegal, melainkan Salatiga. Di kota itulah dia menghabiskan waktu dengan kondisi trauma hingga tutup usia pada 5 Juli 1971 di usia 90 tahun.

Saksikan video di bawah ini:

Video: Cuan Bisnis Kopi Kekinian Asli Indonesia


(mfa/mfa)

Baca Juga

Komentar