Gangster SAKURA Diduga Jadi Dalang Aksi Kriminal di Kota Madiun - Realita

 

Gangster SAKURA Diduga Jadi Dalang Aksi Kriminal di Kota Madiun

MADIUN (Realita) – Aksi kriminal pengerusakan dan penganiayaan hingga mengakibatkan beberapa orang mengalami luka-luka di Kota Madiun, Minggu (19/5/2024) dini hari, diduga kuat dilakukan oleh kelompok orang mengatasnamakan Satuan Khusus Raja Tega (Sakura).

Tudingan ini cukup beralasan. Pasalnya sebelum melakukan aksi penyerangan, puluhan kelompok pemuda tersebut diduga mengkonsumsi minuman keras (miras).

Baca Juga: Maidi Jenguk Korban Aksi Kriminal Gangster di Kota Madiun

Penelusuran Realita.co dari sejumlah akun kelompok itu menunjukkan dengan jelas, video yang memperlihatkan mereka mengkonsumsi miras dengan hiburan Disc Joki (DJ) dalam acara anniversary Sakura Madiun ke 4 tahun di salah satu cafe di jalan Yos Sudarso. Usai acara, barulah mereka melakukan aksi pengerusakan, penyerangan serta penganiayaan di tiga titik, yakni di Jalan Yos Sudarso, Jalan Kalasan, dan Jalan Puspo Warno hingga tiga dari tujuh orang korban harus dirawat di RSUD Kota Madiun.

Lantas siapa Sakura itu? Berdasarkan penelusuran, kelompok beranggotakan rata-rata pemuda itu, acap kali membawa senjata tajam (sajam). Mereka menamakan dirinya sebagai agen rahasia dengan memiliki berbagai cabang didaerah. Dalam podcast Youtube Ranga Hitam Official yang diupload satu tahun lalu memperlihatkan, kelompok ini mengaku sebagai gangster dan berpusat di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.

Koordinator Utama Sakura Gengster Pusat, Roy dalam podcast itu mengaku, sejak pertama berdiri, gangster ini sudah beberapa kali berganti nama. Mulai dari dendam tragedi (Detral), kemudian Tim Fatal, satuan agen khusus rembang area (Sakura), dan barulah Satuan Khusus Raja Tega (Sakura).

Baca Juga: Kasus Kriminal Gengster di Madiun, Sugar Daddy Cafe Juga Jadi 'Korban'

“Tujuannya saya pribadi ataupun secara terbuka dilapangan, tujuan kita ini dari awal mulanya satuan agen khusus rembang area, jadi keamanan wilayah atau tempat masing-masing disebuat kelompok maupun anggota perseorangan diwilayah masing-masing untuk menjaga sebuah keamanan lingkungan,” kata Roy dalam podcast.

“Jadi semacam geng, bukan untuk semena-mena. Tapi hanya untuk menjaga suatu lingkungan,” tambahnya.

Baca Juga: Polisi Janji Ungkap Kasus Penganiayaan dan Penyerangan di Madiun

Sementara itu, hingga kini Polisi belum menetapkan satu orang pun sebagai tersangka. Namun menurut informasi, sudah ada lebih dari 10 orang diperiksa, termasuk ketua gangster tersebut.

"Masih anev (analisa dan evaluasi,red) dan proses lidik," ujar Kasat Reskrim Polres Madiun Kota, AKP Sudjarno, Senin (20/5/2024). adi

Editor : Redaksi

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya