Israel Rekrut Tentara Veteran ke Batalion Khusus Gara-gara Kewalahan di Gaza - Halaman all - Tribunnews

TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Israel Hayom melaporkan bahwa tentara Israel baru-baru ini membentuk batalion cadangan veteran unit khusus.
Anggota batalion veteran itu berusia di atas 40 tahun, yang sebelumnya telah dibebaskan dari dinas tempur.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memberi nama "Be'eri" untuk batalion tersebut, yang mengacu pada nama Kibbutz yang mengalami kerusakan parah pada 7 Oktober 2023.
"Batalion tersebut dipimpin oleh mantan anggota Knesset, Yoaz Handel," lapor Israel Hayom, Kamis (9/5/2024).
Yoaz Handel sebelumnya menyerukan kepada para veteran unit khusus untuk bergabung dengan batalion tersebut.
Mantan anggota Knesset (parlemen Israel) itu mengatakan IDF menyetujui inisiatif itu untuk membentuk balation veteran.
Batalion veteran tersebut akan membantu tentara Israel yang kewalahan dengan tugas-tugas mereka.
"Mengingat kebutuhan mendesak akan tenaga kerja untuk melaksanakan banyak tugas yang diberikan kepada Pasukan Pertahanan Israel dan lebih banyak lagi tugas yang akan diberikan kepada mereka," kata Yoaz Handel.
Menurutnya, veteran yang bergabung dengan batalion tersebut adalah tentara yang berdedikasi untuk Israel.
"Mereka adalah pejuang yang sangat termotivasi dan ingin berkontribusi, meskipun mereka bisa tinggal di rumah, dan menyerahkan beban kepada orang lain yang berada pada usia yang sesuai," katanya.
Setidaknya ada 600 tentara dan komandan yang telah menyelesaikan tugas militernya.
Baca juga: AS Masih Kirim Senjata ke Israel, John Kirby: Kami Hanya Blokir Bom Berdaya Ledak Tinggi
Namun, pengecualian untuk masa pensiun itu dibatalkan dan sejumlah veteran direkrut ke Batalion Be'eri.
Batalion Be'eri dibentuk dalam waktu beberapa minggu dan anggotanya sudah mulai berlatih pada malam Paskah.
Israel Hayom mengindikasikan Batalion Be'eri kemungkinan menerima misi operasional di luar garis pertahanan dalam waktu dekat.
Jumlah Korban
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 34.844 jiwa dan 78.404 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (9/5/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar