Kemarau Panjang, BPBD Karanganyar Waspadai Karhutla sampai Krisis Air Bersih
Solopos.com, KARANGANYAR–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar mewaspadai potensi krisis air bersih di daerah rawan kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat musim kemarau ini.
Diperkirakan musim kemarau bakal terjadi hingga September mendatang. Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Karanganyar, Hendro Prayitno mengatakan telah memetakan dampak musim kemarau panjang yang diperkirakan terjadi di tahun ini. Pemetaan dilakukan mulai dari daerah rawan kekeringan, krisis air bersih sampai dengan potensi karhutla.
Hal ini berkaca pada pengalaman tahun lalu, terjadi kebakaran hebat di kawasan Lereng Gunung Lawu. “Jangan sampai kebakaran hutan terjadi di tahun ini. Mitigasi bencana kebakaran hutan telah kami lakukan,” kata dia kepada Solopos.com, Senin (3/6/2024).
BPBD menggandeng stakeholders terkait, termasuk relawan-relawan dari berbagai organisasi untuk mengantisipasi bencana kebakaran hutan dan lahan.
BPBD menggandeng stakeholders terkait, termasuk relawan-relawan dari berbagai organisasi untuk mengantisipasi bencana kebakaran hutan dan lahan.
Selain itu juga memasang spanduk jenis MMT berisi imbauan tidak membakar sampah, tidak membuang puntung rokok sembarangan di kawasan hutan dan lahan.
Dia mengatakan kasus karhutla yang terjadi hampir setiap tahun saat musim kemarau di kawasan Gunung Lawu menjadi perhatian bersama pemangku wilayah di tiga daerah, meliputi Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, serta Kabupaten Magetan dan Ngawi, Jawa Timur.
Proses pemadaman cukup sulit karena medan curam dan berat berada di kawasan Puncak Gunung Lawu. “Mudah-mudahan tahun ini tidak ada kebakaran hutan seperti tahun lalu,” harapnya.
Hendro mengatakan potensi dampak musim kemarau panjang lainnya yang diwaspadai adalah kekeringan dan krisis air bersih. Beberapa daerah yang dinilai rawan mengalami krisis air bersih seperti wilayah Gondangrejo, serta empat J (Jumantono, Jumapolo, Jatiyoso dan Jatipuro).
“Tahun kemarin kami banyak droping air bersih di wilayah kekeringan itu,” kata Hendro.
Pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan sebagai dampak kemarau panjang. Termasuk pasokan air bersih jika nantinya diperlukan.
Dia berkomunikasi dengan PUDAM Tirta Lawu Karanganyar untuk suplai air bersih ke wilayah kekeringan. Bantuan air bersih tidak hanya berasal dari Pemkab Karanganyar, namun di tahun lalu banyak bantuan dari luar seperti perbankan, Polres, akademisi, dan lainnya.
Bahkan di tahun lalu untuk mengatasi persoalan tahunan krisis air bersih di wilayah Krendowahono, Gondangrejo telah dibangun sumur bor. Sumur bor dibangun dengan sumber anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Karanganyar 2023 yang di kolaborasikan bersama Polres Karanganyar.
Dengan pembangunan sumur bor ini, ratusan jiwa warga tak lagi merasakan krisis air bersih.
Kepala Desa (Kades) Krendowahono, Syarif Hidayat mengatakan pembangunan sumur bor dibangun dengan kedalaman 110 meter. Sumur bor ini memiliki kapasitas 5.000 liter dan menyuplai kebutuhan air bagi 100 keluarga atau 500 jiwa warga di Dukuh Ngrawan.
“Warga Ngrawan langganan krisis air bersih terutama saat musim kemarau panjang karena sumur mengering,” kata dia.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, dia mengatakan selama ini warga harus mencari sumber air hingga ke desa sebelah. Selain itu juga membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Warga bahkan terbantu dengan bantuan air yang disalurkan dari berbagai pihak ke wilayah tersebut. Namun dengan beroperasinya sumur bor ini, warga tak lagi khawatir akan kesulitan air bersih.
“Minimal kalau musim kemarau tidak waswas lagi sulit air bersih. Sudah ada sumur bor,” kata dia.
Komentar
Posting Komentar