Lumajang, tvOnenews.com - Peristiwa erupsi Gunung Semeru yang terjadi Desember 2021 silam masih membekas dalam ingatan. Sedikitnya terdapat 61 korban meninggal dunia dan ribuan rumah warga rusak akibat peristiwa ini.
BNPB) terus konsisten menjadi komando dalam hal penanganan darurat hingga masuk dalam fase rehabilitasi dan rekonstruksi.
Sudah lebih dari dua tahun pascabencana erupsi Gunung Semeru, Badan Nasional Penggulangan Bencana (Untuk memastikan hal ini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, melakukan peninjauan ke Peternakan Jaya dan Peternakan Unggul di Bumi Semeru Damai yang terletak di Desa Sumbermujur, Candipuro, Lumajang, Selasa (11/6) kemarin.
Peternakan tersebut merupakan peternakan hewan kambing dan domba yang dikelola kelompok warga penyintas Semeru yang disebut kelompok ternak.
Dalam sambutannya, Suharyanto sendiri merasa sudah tidak asing berada disini, mengingat dalam kondisi darurat erupsi Gunung Semeru dirinya kerap 'mondar-mandir' ke Lumajang.
Daerah ini sudah tidak asing, saya sejak 2021 saat erupsi pertama, kita laksanakan relokasi kesini, lalu Desember 2022 erupsi lagi, bedanya karena kita sudah pindah kesini, Alhamdulillah tidak ada korban jiwa," kenang Suharyanto.
"Tidak hanya sampai relokasi, BNPB juga terus mendampingi hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Kegiatan ini merupakan bentuk program pendampingan ekonomi, sosial dan sumber daya alam di daerah pascabencana wilayah Jawa Timur.
Hal ini berbuah manis, dengan bantuan dana stimulan yang kemudian dikelola kelompok ternak dengan memelihara kambing dan domba berjumlah 70 ekor, kini sudah berkembang dan mencapai 120 ekor. Tidak hanya itu, kini sudah ada variasi jenis hewan yakni kambing etawa. Sebagaimana diketahui, kambing etawa sendiri juga dapat bernilai ekonomis karena dapat memproduksi susu yang dapat dikonsumsi.
Suharyanto juga menekankan, bahwa selain dalam kondisi tanggap darurat, fase yang harus diperhatikan juga saat dalam tahap pemulihan.
"Dalam bencana, yang masih kadang terlupakan yaitu pembinaan masyarakat pasca bencana, kadang-kadang kita hanya memberikan bantuan, tetapi ternyata dampaknya juga terhadap mata pencarian warga," jelasnya.
Huntap) pascabencana erupsi Gunung Semeru di Bumi Semeru Damai sudah selesai sekitar 1.951 rumah. Dalam kurun waktu yang singkat, ribuan rumah berhasil dibangun dalam lahan seluas 81,55 hektar. Dengan pencapaian tersebut, Museum Rekor Indonesia memberikan penghargaan atas rekor 'Pembangunan Hunian Tetap Pascabencana Tercepat'
Disisi lain, Suharyanto juga menyatakan bahwa pembangunan Hunian Tetap ("Pembangunan Huntap dan Huntara di Sumbermujur ini cukup cepat, masuk rekor muri, semoga ini menjadi hal baik yang bisa dicontoh untuk daerah lain," ungkapnya.
Suharyanto juga menyempatkan berkeliling dikawasan Bumi Semeru Damai untuk melihat kondisi huntap-huntara serta fasilitas sosial dan fasilitas umum penunjang kebutuhan masyarakat.
Lebih lanjut, Suharyanto juga memberikan pandangan dan motivasi kepada para kelompok ternak untuk selalu semangat dan kreatif
"Sebentar lagi kan Idul Adha, nah kambing atau dombanya bisa juga untuk dijual, karena nilai ekonomisnya bisa lebih tinggi saat kondisi menjelang lebaran," ujar Suharyanto.
Nantinya segala potret baik dalam hal pendampingan serta pemulihan sosial, ekonomi dan sumber daya alam agar bisa diadaptasi dan dimodifikasi sesuai dengan kondisi pascabencana pada setiap daerah.
"Saya juga akan berusaha untuk meningkatkan pemulihan sosiaal ekonomi dan sumber daya alam ini sebagai awal untuk lebih ditingkatkan standarnya dari segi kuantitas dan kualitas," tutup Suharyanto.
Pada kesempatan ini, BNPB juga memberikan bantuan berupa 300 paket sembako, 300 paket hygine kit, dua bola voli beserta net, dua bola kaki dan 15 lusin sendok piring dan gelas. (wso/gol)
Komentar
Posting Komentar