Siasati Sanksi Baru AS, Yuan Gantikan Dolar Jadi Acuan Dagang di Rusia - Sindo news

 Siasati Sanksi Baru AS, Yuan Gantikan Dolar Jadi Acuan Dagang di Rusia

1:59 Estimated 418 Words ID-ID Language
Jum'at, 14 Juni 2024 - 19:57 WIB
Siasati Sanksi Baru AS, Yuan Gantikan Dolar Jadi Acuan Dagang di Rusia
Nilai tukar yuan menjadi acuan di Moscow Exchange (MOEX) sebagai balasan Rusia atas sanksi Barat. FOTO/iStock
A A A
JAKARTA - Gempuran sanksi Barat tak ada habisnya kepada Rusia. Baru saja, Amerika Serikat (AS) menghujani sanksi baru yang mungkin menjadi paket paling ambisius sejak gelombang pertama Februari 2022.

AS secara tiba-tiba memblokade transaksi lembaga keuangan asing yang bekerja sama dengan entitas Rusia di Bursa Moskow hingga lembaga kliringnya. Bursa Moskow kemudian membalas dengan menangguhkan semua penyelesaian dalam dolar dan euro. Bank of Russia (CBR) menyatakan bahwa nilai tukar yuan/rubel resmi menjadi acuan di Moscow Exchange (MOEX) pada Kamis (14/6/2024). Kebijakan ini muncul menanggapi paket sanksi baru Barat.

"Nilai tukar yuan/rubel akan menjadi titik acuan bagi para pelaku pasar. Porsi yuan dalam perdagangan Bursa Moskow pada bulan Mei adalah 54%. Dengan demikian, yuan telah menjadi mata uang utama dalam perdagangan valuta asing," ujar Bank of Russia dilansir dari Russian Today, Jumat (14/6/2024).

Berdasarkan laporan Bank of Russia pangsa dolar dan euro di Rusia secara konsisten menurun selama dua tahun terakhir sebagai akibat dari pengalihan arus perdagangan ke Timur dan perubahan mata uang penyelesaian ke rubel, yuan, dan mata uang negara sahabat lainnya.

Rusia secara aktif mulai menggantikan dolar dan euro dalam perdagangan luar negeri di tengah sanksi Barat yang dijatuhkan atas konflik Ukraina. Sejak itu, Rusia secara dramatis mengurangi jumlah rekening bank dan transaksi antara perusahaan dan lembaga keuangan yang melibatkan mata uang Barat.

Sebelum konflik, pangsa dolar AS dan euro dalam transaksi di Rusia mencapai 90%. Presiden Rusia Vladimir Putin saat berpidato di sebuah sesi pleno di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg (SPIEF) 2024 menegaskan bahwa pangsa pembayaran ekspor Rusia dalam mata uang beracun dari negara-negara yang tidak bersahabat telah berkurang hingga setengahnya.

"Porsi rubel dalam operasi perdagangan luar negeri Rusia terus meningkat. Sementara pembayaran dalam mata uang negara-negara yang tidak bersahabat, yaitu negara-negara yang menjatuhkan sanksi terhadap Rusia menurun," ujar Putin.

MOEX tak menampik, penangguhan perdagangan dalam dolar dan euro mempengaruhi perdagangan mata uang asing dan logam mulia serta perdagangan saham dan uang di pasar perdagangan publik terbesar di Rusia. Namun tidak berpengaruh terhadap keseluruhan instrumen keuangan lain dan tetap beroperasi. Pasar derivatif juga tidak terpengaruh oleh sanksi tersebut dan perdagangan berlangsung normal.

Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
(nng)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya