Angin dari Australia Buat Bandung Raya Jadi Lebih Dingin, Warga Diminta Banyak Minum Air Halaman all - Kompas
Angin dari Australia Buat Bandung Raya Jadi Lebih Dingin, Warga Diminta Banyak Minum Air Halaman all - Kompas
BANDUNG, KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir, suhu dingin menyelimuti wilayah Bandung, Jawa Barat.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung menyebutkan suhu udara dingin yang dirasakan warga Bandung belakangan ini merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi saat puncak kemarau pada Juli - Agustus.
Prakirawan BMKG, Muhammad Iid, menjelaskan saat musim kemarau, terik matahari pada siang hari maksimal karena tidak ada tutupan awan.
Hal ini menyebabkan permukaan bumi menerima radiasi maksimal.
Baca juga: Bandung Raya Terasa Lebih Dingin, BMKG Ungkap Penyebabnya
Sedangkan pada malam hingga dini hari tanpa awan, radiasi yang disimpan di permukaan bumi secara maksimal akan dilepaskan.
"Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal. Dampaknya adalah suhu minimum atau udara dingin yang ekstrem di malam hingga dini hari," kata Iid saat dihubungi Senin (15/7/2024).
Penyebab lain mengapa suhu udara menjadi dingin pada puncak kemarau adalah adanya musim dingin di wilayah Australia.
Pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dingin menuju Indonesia, atau lebih dikenal dengan angin monsun Australia.
Hal ini juga menjadi penyebab utama terjadinya musim kemarau di Indonesia.
"Angin monsun Australia ini membawa udara yang dingin dan kering dari wilayah Australia ke wilayah Indonesia yang berada di Belahan Bumi Selatan (BBS)," ucapnya.
Baca juga: Kota Semarang Terkena Fenomena Bediding, Cuaca akan Lebih Dingin Dibanding Biasanya
Menurut Iid, fenomena suhu dingin ini secara empiris akan berlangsung hingga Agustus 2024.
Meski begitu, masyarakat tak perlu panik dengan fenomena alamiah ini. Menurut Iid, fenomena ini merupakan hal yang wajar terjadi, terutama untuk wilayah di belahan bumi selatan.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan memperbanyak minum air putih hangat, mengonsumsi buah segar, dan mengurangi aktivitas di luar ruangan pada malam hingga dini hari.
Salah seorang warga Bandung, Veda (30), merasakan suhu dingin beberapa hari terakhir ini.
Veda kerap terbangun setiap dini hari karena suhu dingin tersebut, bahkan saat tidur harus menggunakan jaket dan selimut tebal.
"Anak saya juga biasanya nggak pernah pakai selimut, tapi kalau malam sekarang selalu mencari selimut karena udaranya makin dingin," katanya Senin (15/7/2024).
Baca juga: Nyalakan Tungku Perapian untuk Usir Rasa Dingin, Rumah Mbak Siyo di Kulon Progo Terbakar
Veda mengaku tidak mengetahui berapa derajat suhu udara di daerah Kecamatan Cidadap, tapi yang pasti setiap pagi, udara dingin ini sangat berpengaruh pada lantai rumahnya hingga air mandi.
"Airnya sudah seperti disimpan di lemari es, dingin sekali dipakai wudhu ketika subuh," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Komentar
Posting Komentar