Arab Membara! Hizbullah Beri Satu Syarat Hentikan Perang dengan Israel
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil pemimpin Hizbullah mengatakan kelompok militan Lebanon tersebut akan berhenti berperang dengan Israel jika gencatan senjata penuh dilakukan di Gaza. Ia menyebut ini adalah satu-satunya jalan untuk hentikan perang di perbatasan Lebanon-Israel.
"Jika ada gencatan senjata di Gaza, kami akan berhenti tanpa diskusi apapun," kata wakil pemimpin Hizbullah, Sheikh Naim Kassem, dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press di kantor politik kelompok itu di pinggiran selatan Beirut, dikutip Rabu (3/7/2024).
Kaseem menyebut partisipasi Hizbullah dalam perang Israel-Hamas adalah sebagai "garis depan dukungan" bagi sekutunya, Hamas. "Jika perang berhenti, dukungan militer ini tidak akan ada lagi," katanya.
Namun, katanya, jika Israel mengurangi operasi militernya tanpa perjanjian gencatan senjata resmi dan penarikan penuh dari Gaza, implikasinya terhadap konflik perbatasan Lebanon-Israel menjadi kurang jelas.
"Jika apa yang terjadi di Gaza merupakan campuran antara gencatan senjata dan tidak ada gencatan senjata, perang dan tidak ada perang, kami tidak dapat menjawab (bagaimana kami akan bereaksi) sekarang, karena kami tidak tahu bentuknya, hasilnya, dampaknya," kata Kassem.
Bulan lalu, tentara Israel mengatakan telah "menyetujui dan mengesahkan" rencana untuk melakukan serangan di Lebanon jika tidak ada solusi diplomatik yang dicapai untuk bentrokan yang sedang berlangsung. Setiap keputusan untuk meluncurkan operasi semacam itu harus datang dari kepemimpinan politik negara tersebut.
Beberapa pejabat Israel mengatakan mereka sedang mencari solusi diplomatik untuk kebuntuan tersebut dan berharap untuk menghindari perang. Pada saat yang sama, mereka memperingatkan bahwa pemandangan kehancuran yang terlihat di Gaza akan terulang di Lebanon jika perang pecah.
Sementara itu, Hizbullah jauh lebih kuat daripada Hamas dan diyakini memiliki persenjataan roket dan rudal yang mampu menyerang di mana saja di Israel.
Kassem mengatakan bahwa ia tidak percaya bahwa Israel saat ini memiliki kemampuan, atau telah membuat keputusan, untuk melancarkan perang besar-besaran dengan Hizbullah. Ia memperingatkan bahwa bahkan jika Israel bermaksud untuk melancarkan operasi terbatas di Lebanon yang tidak sampai menjadi perang skala penuh, Israel tidak boleh berharap pertempuran akan tetap terbatas.
"Israel dapat memutuskan apa yang diinginkannya: perang terbatas, perang total, perang parsial," katanya. "Tetapi Israel harus berharap bahwa tanggapan dan perlawanan kita tidak akan berada dalam batasan dan aturan keterlibatan yang ditetapkan oleh Israel... Jika Israel melancarkan perang, itu berarti Israel tidak mengendalikan sejauh mana perang itu atau siapa yang terlibat di dalamnya."
Yang terakhir adalah referensi yang jelas untuk sekutu Hizbullah di apa yang disebut "poros perlawanan" yang didukung Iran di wilayah tersebut. Kelompok bersenjata di Irak, Suriah, Yaman, hingga potensi Iran ikut, dapat ikut campur jika terjadi perang skala penuh di Lebanon, yang mungkin juga melibatkan sekutu terkuat Israel, Amerika Serikat.
Kassem juga mengkritik upaya AS untuk menemukan penyelesaian perang di Gaza, dengan mengatakan bahwa AS telah mendukung rencana Israel untuk mengakhiri kehadiran Hamas di Gaza. Kesepakatan yang konstruktif, katanya, akan bertujuan untuk mengakhiri perang, membuat Israel menarik diri dari Gaza, dan memastikan pembebasan sandera.
Setelah gencatan senjata tercapai, maka jalur politik dapat menentukan pengaturan di dalam Gaza dan di garis depan dengan Lebanon, tambahnya.
Serangan Terbaru
Sementara itu, sumber yang dekat dengan Hizbullah melaporkan bahwa seorang komandan senior tewas pada Rabu dalam serangan Israel yang menargetkan kendaraan di selatan Lebanon. Ini adalah korban pejabat tinggi kedua yang dialami kelompok tersebut dalam beberapa pekan terakhir.
"Sebuah serangan Israel terhadap mobil di Tyre menewaskan seorang komandan Hizbullah yang bertanggung jawab atas salah satu dari tiga sektor di selatan Lebanon," ujar sumber yang tidak ingin disebutkan namanya kepada AFP, karena mereka tidak berwenang berbicara kepada media.
Menurut Badan Berita Nasional Lebanon yang dikelola oleh negara, "sebuah drone musuh menargetkan sebuah mobil" di Tyre, sebuah kota pesisir yang terletak sekitar 20 kilometer dari perbatasan.
Anggota Hizbullah yang tewas pada Rabu memiliki peringkat yang sama dengan Taleb Abdallah, seorang komandan lain yang tewas dalam serangan Israel bulan lalu, tambah sumber yang dekat dengan kelompok tersebut.
Sumber militer Lebanon menggambarkan Abdallah sebagai anggota Hizbullah "paling penting" yang tewas sejak permusuhan dimulai.
Saksikan video di bawah ini:
Israel Ancam Kembalikan Hizbullah Ke "Zaman Batu" Jika Terus Menyerang
(luc/luc)
Komentar
Posting Komentar