Dulu Didamba Indonesia, Kini 100 Jet Tempur F-35 Berserakan dan Merana di Hanggar Lockheed Martin - Zona Jakarta

  

Dulu Didamba Indonesia, Kini 100 Jet Tempur F-35 Berserakan dan Merana di Hanggar Lockheed Martin - Zona Jakarta


Pesawat-pesawat tempur generasi ke-5 F-35 menganggur di garasi Lockheed Martin, karena ditolak Pentagon. (ADF)
Pesawat-pesawat tempur generasi ke-5 F-35 menganggur di garasi Lockheed Martin, karena ditolak Pentagon. (ADF



ZONAJAKARTA.COM - Sekitar 100 jet tempur generasi ke-5 F35 berserakan di hanggar pesawat Lockheed Martin dalam status menganggur.

Nasib F-35 itu sebegitu naas, karena ditolak Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon).

Padahal, dulu Indonesia pernah beberapa kali dikabarkan tertarik membeli jet tempur Amerika Serikat buatan Lockheed Martin tersebut.

Indonesia memang belum pernah memiliki jet tempur generasi ke-5.


Namun, Indonesia beberapa kali diberitakan tertarik memiliki F-35.

Saaat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berkunjung ke Amerika Serikat pada 16 Oktober 2020, salah satu isu yang gencar adalah soal pembelian F-35.

Defense World juga pernah memberitakan, Prabowo Subianto mengajukan keinginan membeli F-35 namun ditolak.

Bahkan, Amerika Serikat malah menawarkan pesawat tempur F-16.

Memang, tak mudah mendapatkan jet tempur generasi ke-5.

Ada beberapa platform yang harus dikerjakan sebelum mendapatkan jet tempur tersebut.

Secara ideal, tahapnya memang harus memiliki F-16 terlebih dulu, baru kemudian memiliki jet tempur generasi 4,5.

Sehingga, platformnya berkelanjutan dan siap untuk memiliki, merawat, dan mengoperasikan jet tempur generasi ke-5.

Alasan itu menjadi salah satu keberatan Amerika Serikat menolak keingingan Indonesia, meski sudah memiliki F-16.

Pesawat-pesawat tempur generasi ke-5 F-35 menganggur di garasi Lockheed Martin, karena ditolak Pentagon. (ADF)

Mungkin karena itu, Indonesia mengalihkan dananya untuk membeli 42 Rafale dari Prancis.

Pesawat generasi 4,5 ini tak hanya akan memperkuat pertahanan udara Indonesia, tapi juga akan mendasari transfer teknologi dan platform kelola pesawat tingkat tinggi buat Indonesia.

Keberatan AS melepas F-35 Indonesia entah karena alasan murni atau dicari-cari, faktanya sampai kini Indonesia memang belum bisa mendapatkan F-35.

MERANA

Ternyata, stok F-35 begitu banyak dan kini malah ditolak oleh Pentagon sendiri.

Akibatnya, sebanyak 100 F-35 menganggur dan terkesan berserakan di hanggar Lockheed Martin.

Sejak Juli tahun lalu, Pentagon memang telah menolak menerima pengiriman F-35 dari Lockheed Martin, dengan alasan penundaan implementasi Technology Refresh-3 (TR-3).

Ini sebuah inisiatif peningkatan perangkat lunak dan perangkat keras senilai 1,8 miliar US dolar AS (sekitar Rp 29,2 triliun).

Pentagon sangat mengharapkan F-35 yang akan dikirim sudah dilengkapi TR-3, program yang meningkatkan kemampuan pesawat.

Kebuntuan ini telah membuat Lockheed Martin khawatir tentang kurangnya ruang penyimpanan F-35 yang tidak terkirim.

Masalah sudah menjadi keprihatinan dan sorotan dalam laporan terbaru oleh Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) AS.

Laporan GAO tidak mengungkapkan jumlah pasti F-35 yang mendekam di fasilitas Lockheed Martin.

Namun, diperkirakan sejumlah 100 unit F-35 dalam keadaan merana dan menunggu up-grade agar bisa diterima Pentagon.

Halaman:
Pesawat-pesawat tempur generasi ke-5 F-35 menganggur di garasi Lockheed Martin, karena ditolak Pentagon. (ADF)

Pejabat senior Lockheed Martin menyatakan akan berusaha segera melengkapi fasilitas pesawat dengan TR-3 agar bisa segera dikirim kepada pelanggan.

"Detail spesifik tentang fasilitas baru yang dibutuhkan F-35 tidak akan disebutkan demi keamanan," jelas pejabat tersebut kepada media pertahanan AS.

Secara finansial, kasus ini akan membebani Lockheed Martin.

Bahkan, menurut media Bloomberg, karena masalah ini, kemungkinan Lockheed Martin akan mengalami kerugian 7 juta dolar AS (sekitar Rp 113,7 miliar).

Harusnya, pesawat yang sudah diupgrade tersebut sudah bisa dikirim ke Pentagon pada Juli 2023 lalu.

Namun, sampai Juli 2024, tak satupun yang sudah bisa diupgrade.

Menurut laporan media-media pertahanan AS seperti dikutip defencesecurityasia.com, 4 Juli 2024, upgrade sistem TR-3 menghadapi banyak tantangan terutapa masalah sistem radar dan perangkat elektronik.

Pilot penguji pesawat sempat melaporkan membutuhkan penyegaran sistem radar dan perangkat elektronik.***

Halaman:

Baca Juga

Komentar