Membidik Pasar Eropa, Produk Sektor Kriya Indonesia Hadir pada Pameran di Swiss - TIMES Indonesia
TIMESINDONESIA, PEMALANG – Ada yang berbeda di salah satu sudut gedung markas Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO), di Jenewa, Swiss belum lama ini. Sekitar 135 produk Indonesia yang tersertifikasi indikasi geografis menghiasi area tersebut.
Di antaranya yaitu empat produk dari sektor kriya asal Jawa Tengah yaitu Sarung Batik Pekalongan, Batik Tulis Lasem, Mebel Ukir Jepara dan Genteng Sokka Kebumen.
Produk tersebut tampil pada ajang WIPO Exhibition bertajuk 'Creative, Sustainable ASEAN' yang digelar bertepatan dengan Sidang Majelis Umum WIPO ke-65 pada 9-17 Juli 2024 di Appolon Saloon, WIPO Main Lobby.
Detail Produk
1. Sarung Batik Pekalongan
Sarung ini memiliki ciri khas yang terdiri dari empat komponen, yaitu tumpal/kepala sarung, badan sarung, boh dan pinggiran. Secara garis besar motif dan ragam hias sarung tersebut terdiri dari empat jenis di antaranya flora dan fauna, jlamprang, buketan dan geometris.
Selain itu, sarung ini menggunakan dua jenis kain yang dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok sutera dan kelompok katun/viscose/rayon.
2. Batik Tulis Lasem
Ciri khas Batik Tulis Lasem memiliki warna merah yang menyerupai warna darah. Warna merah khas batik Lasem disebut dengan abang getih pithik (merah darah ayam). Warna ini dihasilkan dari pewarna alam yaitu dari warna akar pohon mengkudu (pace).
Batik ini memiliki ciri khas motif yang juga unik dengan detail yang sangat halus. Motif-motif yang umum ditemukan pada batik Laseman mencakup gambar-gambar alam, binatang, dan elemen-elemen tradisional yang mencerminkan kehidupan sehari-hari masyarakat Lasem.
3. Mebel Ukir Jepara
Sejak abad ke-19 daerah Jepara telah dikenal luas sebagai daerah yang memproduksi mebel dan ukiran yang terkenal di Indonesia.
Ciri khas motif ukiran Jepara biasanya berbentuk floral dan motifnya berasal dari proses stilasi, dan ukiran berbahan kayu jati. Ukiran Jepara bisa bertahan dengan baik hingga lebih dari 20 tahun lamanya.
4. Genteng Sokka Kebumen
Bahan yang digunakan untuk membuat genteng Sokka adalah tanah liat pilihan. Proses pembuatan yang digunakan biasanya menggunakan tenaga manusia atau cara tradisional.
Selain itu genteng Sokka memiliki ciri diantaranya, memiliki tekstur bahan tanah liat yang tak halus juga tidak kasar, mengeluarkan bunyi nyaring saat diketuk, dan memiliki warna tekstur yang cerah.
Dengan dipamerankannya produk indikasi geografis dari sektor kriya ini, daharapkan dapat menjadi ajang promosi kepada peserta kegiatan yang berasal dari seluruh negara anggota WIPO.
Seperti diketahui bersama bahwa masyarakat dunia, khususnya Rropa sangat menghargai proses dan selektif, sehingga pemerintah Indonesia berharap produk kriya asal Jawa Tengah ini dapat menarik peluang pasar dari negara anggota WIPO. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Komentar
Posting Komentar